Kemenperin Dorong Santripreneur Manfaatkan Perkembangan Teknologi Digital

ALTUMNEWS.com, KALIANDA — Kementerian Perindustrian Melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka terus melakukan pembinaan dan pelatihan santri berindustri sebagai bagian dari program santripreneur. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para santripreneur dalam menghadapi era industri digital serta agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini. Untuk itu Ditjen IKMA menyelenggarakan Kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital yang diadakan di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, Kabupaten Lampung Selatan.

“Melalui penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat meningkatkan jangkauan akses pemasaran produk-produk industri kecil menengah milik Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, sehingga mampu mendorong kemandirian umat sebagaimana yang dicita-citakan oleh Pemerintah Indonesia,” kata Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka Gati Wibawaningsih, Lampung, Bandar Lampung, Kamis (4/2).

Gati menjelaskan pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital ini merupakan bentuk komitmen Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian dalam menumbuh kembangkan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren atau yang dikenal dengan Santripreneur. “Kami tidak hanya memberikan ketrampilan teknis berproduksi yang baik tetapi juga memberikan fasilitas akses pemasaran utamanya melalui online atau dunia digital,” ujar Gati.

Dapat diketahui Ditjen IKMA terus terlibat aktif dalam menumbuhkan Santripreneur, Gati mengatakan selama periode tahun 2013 hingga tahun 2018, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 20 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair,” jelas Gati.

Kegiatan Fasilitasi Pemasaran Digital yang diadakan di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin, Kabupaten Lampung Selatan ini diselenggarakan pada tanggal 14 februari 2019, dengan dihadiri sebanyak 400 santri, kegiatan ini berupa Workshop Pemasaran di Bidang Digital (e-commerce) dengan target peserta workshop adalah para kepala produksi dan santri yang terlibat dalam produksi di masing-masing unit usaha yang akan diisi oleh narasumber dari Bukalapak.

BACA JUGA:  Ditlantas Polda Lampung Pasang Stiker Kampanyekan Pakai Masker

“Melalui pelaksanaan kegiatan kali ini kami mengajak serta Bukalapak, sebagai salah satu platform marketplace karya anak bangsa, untuk ikut berbagi ilmu bagaimana memulai, berjualan hingga mengembangkan pasar untuk meningkatkan nilai ekonomi yang ada di pondok pesantren melalui online, “ ungkap Gati.

Berdasarkan data Kemenperin, di tahun 2017 sebanyak 54,68 % dari populasi Indonesia (143,26 juta jiwa) telah menggunakan internet. Sebagian besar yaitu 45,14% menggunakan untuk mencari informasi harga, dan sebanyak 16,83% melakukan transaksi jual beli melalui online. Tercatat pada tahun 2018 sebanyak 24,7 juta jiwa menggunakan e-commerce dengan nilai transaksi sebesar Rp. 144 triliun.

Menyikapi potensi pemasaran secara daring (online) yang sedemikian besar, Ditjen IKMA sendiri telah meluncurkan program e-Smart IKM. Hingga tahun 2018, sudah lebih dari 5945 pelaku IKM dari berbagai daerah yang mengikuti workshop E-Smart IKM, dengan total nilai transaksi sebesar Rp.1.384.996.608. dan hingga tahun 2019 ditargetkan dapat mencapai total 10.000 IKM.

Menurut Gati, Berdasarkan data diatas, potensi dunia digital utamanya jual beli secara online harus dimanfaatkan oleh Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin yang telah memiliki beberapa produk yang mampu dijual di masyarakat sekitar seperti produk sabun cuci piring (merek “Suntree”).
Pondok Pesantren yang mempunyai jumlah santri sebanyak 673 santri ini juga mempunyai beberapa kegiatan usaha lain yaitu Konveksi (busana muslim & seragam); Kuliner (Saung Pontren); Minimarket dan Budidaya Ikan lele.

Selanjutnya Gati menjelaskan, agar produk-produk IKM Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin mampu bersaing di pasar maka harus didukung oleh kemasan yang baik dan menarik serta perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) utamanya merek. “Untuk itu kami juga akan memberikan bantuan desain kemasan kepada Pondok Pesantren Ushuluddin, yang akan difasilitasi Klinik Pengembangan Desain dan Merek Ditjen IKMA serta fasilitasi pendaftaran merek melalui Klinik HKI Ditjen IKMA.”

BACA JUGA:  Jelang Pemilu, Wakapolda Lampung Ajak Masyarakat Pesawaran Jaga Kondusifitas

Dalam pengembangan kemasan dan merek, Ditjen IKMA juga telah memberikan dukungan bagi pelaku industri khususnya IKM untuk memperbaiki kualitas kemasan produknya dengan membentuk lembaga Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek sejak tahun 2003, yang memfasilitasi IKM dalam meningkatkan mutu kemasan produknya. “Berdasarkan data Kemenperin dalam periode 2015 – 2018 total ada 568 IKM yang telah diberikan fasilitas dalam bentuk 1.199 desain kemasan dan 1.870 desain merek,” ungkap Gati.

Gati juga menambahkan, dalam kurun waktu 2015 sampai dengan 2018, Klinik Konsultasi HKI-IKM juga telah memberikan layanan pendaftaran dan konsultasi sebanyak 1.140 merek, 14 hak cipta, 2 hak paten, dan 7 desain industri kepada IKM di seluruh Indonesia.

Ketua Pondok Pesantren terpadu Ushuluddin, KH. Ahmad Rafiq Udin menyambut baik pelaksanaan program Santripreneur, fasilitasi desain merek dan kemasan serta fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diinisiasi oleh Kemenperin, karena dapat menambah kegiatan positif bagi para santri di lingkungan pondok. Selain itu, melalui usahanya nanti, para santi berguna bagi masyarakat menumbuhkan perekonomian daerah setempat seperti penyerapan tenaga kerja.

Pondok Pesantren yang berdiri sejak tahun 2001 ini memliki unit pendidikan, antara lain Taman Kanak-kanak Harapan, Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Ushuluddin, Madrasah Tsanawiyah Terpadu Ushuluddin, dan Madrasah Aliyah Terpadu Ushuluddin.***

Editor : Robert