Wakapolda Lampung: Jelang Pemilu Mari Santun Bermedos

ALTUMNEWS.com, PESISI BARAT — Jelang Pemilu bersama 17 April 2019  yang sudah hitungan hari, Wakapolda Lampung Brigjen (Pol) Teddy Minahasa dan rombongan sembari melakukan kunjungan kerja di Polres Lampung Barat. Polda Lampung bekerja sama dengan salah satu lembaga penyiaran publik diLampung menggelar dialog interaktif di Lamban Yoso Kabupaten Pesisir Barat, Rabu, 02 April 2019.

Sebagai narasumber dialog yang bertemakan “Santun Bermedsos” tersebut menghadirikan M. Tio Aliansyah dari Komisioner KPU Lampung, Kombes (Pol) Shoberman dari Polda Lampung dan Yusdiyanto dari Pengamat Hukum Universitas Lampung. Acara dihadiri juga Bupati Lampung Barat, Bupati Pesisir Barat, Wakil Bupati Pesisir Barat, Hendri Yosodiningrat, FKUB, Unsur Muspida, Organisasi Kepemudaan dan kaum melineal.

Komisioner KPU Lampung M Tio Aliansyah mengatakan dalam persiapan pemilihan yang sudah menghitung hari KPU Lampung dan jajajarannya sampai ke tingkat desa telah mempersiapkan logistik dan perangkat pemilihan.

“Kami juga telah menerangkan syarat pindah tempat pemilihan, dan menyerukan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan menyukseskan penyelenggaraan pemilu. Apalagi pemilu kali ini dilakukan secara bersama yaitu pemilu presiden dan wakil presiden dan pemilu legislatif,” katanya.

Kombes (Pol) Sobarmen mengatakan jelang pemilu kasus hoax atau berita bohong semakin meningkat. Menurutnya berita hoax sangat berbahaya karena bisa memecah belah bangsa, mengganggu kebhinekaan dan keutuhan NKRI.

“Kami berharap generasi millenial agar cerdas dan santun menggunakan media sosial. Bila menerima atau menulis status di media sosial agar dicermati tidak boleh asal percaya dan menshare berita.”

“Segera diputus apakah berita tersebut bisa dipercaya apa tidak, lalu apakah berita tersebut disampaikan oleh media terpercaya serta apakah berita terbut merupakan berita yang memiliki unsur hoax,” tandandasnya.

Akademisi dari Fakultas Hukum Unila, Yusdiyanto mengatakan pemilu merupakan pilar demokrasi, maka diperlukan untuk mengawal demokrasi. Karena suksesnya pemilu ditentukan oleh penyelenggaara pemilu (KPU dan Bawaslu), tingkat partisipasi masyarakat dan TNI dan Polri dalam mengamankan pemilu dari pra, saat dan pasca pemilu.

“Ada tiga tantangan yang berbeda antara pemilu 2014 dengan pemilu 2019, pemilu kali ini nampak mengerasnya demokrasi melalui politik identitas, ujaran kebencian, dan kampanye hitam,” katanya.

Menurut Yusdiyanto, di era kampanye kali ini black campaign dan negative campaign kian terasa dan cenderung meningkat, untuk itu khususnya generasi milineal untuk tidak mudah terhasut. “Mari santun bermedia sosial,” ajaknya.

Hendri Yosodiningrat, yang hadir diacara tersebut mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh polda Lampung dan jajarannya dalam hal mensosialisasikan penyelengaraan pemilu yang sudah kian dekat.

“Acara semacam ini baru satu-satunya yang ada di Indonesia. Dan mampu berjalan di seluruh pelosok wilayah Lampung, untuk itu pihak mengajak untuk menjaga dan mensukseskan pemilu bersama dengan penuh kecerian dan kebahagian tanpa ada rasa ingin merusak Pesta Demokrasi bangsa,” kata Yosodiningrat.

Dibagian akhir, Wakapolda Lampung Brigjen Pol Teddy Minahasa mengatakan ujaran kebencian dan hate speech yang dilakukan melalui media sosial sudah kian meningkat.

Dalam kesempatan tersebut ia mengajak semua pihak temasuk generasi mellineal untuk cerdas menggunakan media sosial.

“Sampaikan berita yang baik dan jangan sampaikan berita yang menggandung konten kebohongan (hoax) apalagi memiliki unsur ujaran kebencian. Untuk itu mari kita laksanakan dan sukseskan pemilu kali ini secara aman, sejuk dan bertangungjawab melalui santun bermedia sosial,” pungkasnya.***

Editor : Robert