Kemensos RI Tetapkan Empat Desa di Lampung Selatan Sebagai Kampung Siaga Bencana

ALTUMNEWS.com, LAMPUNG SELATAN — Empat desa di Kabupaten Lampung Selatan ditetapkan sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB). Penetapan keempat desa ini oleh Kementerian Sosial (Kemensos) karena Lampung Selatan merupakan salah satu kawasan rawan bencana, letaknya di pesisir pantai.

Keempat desa itu antara lain Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo; Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung; Desa Klawi, Kecamatan Bakauheni dan Desa Sumur, Kecamatan Ketapang.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos RI Rachmat Koesnadi mengatakan, penetapan KSB di empat desa di Lampung Selatan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo menyikapi berkembangnya isu megathrust.

“Informasi beberapa minggu kebelakang dan juga sesuai dengan arahan presiden agar masyarakat perlu dipersiapkan terkait dengan kesiapsiagaan dan mitigasi terutama adanya isu megathrust dimana dengan megathrust banyak nanti di sekitar pesisir pantai yang perlu disiapkan agar masyarakat sekitar pesisir pantai siap menghadapi bencana,” kata Rachmat Koesnadi di Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan, (11/09).

Rachmat Koesnadi mengatakan, dengan penetapan sebagai KSB, dilakukan peningkatan kesiap-siagaan masyarakat sehingga mampu mengantisipasi dan menanggulangi bencana.

“Yang perlu disiapkan agar mereka lebih waspada dan siap siaga dan bisa ada penyelamatan lebih dini untuk terjadinya misalnya terjadi tsunami maupun gempa bumi. Kegiatan untuk mitigasi, tidak hanya sekedar satu kampung saja tapi harus secara keseluruhan kawasan pesisir pantai disiapkan agar tidak terlalu banyak korban,” pungkasnya.

Sementara itu, Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Ni Masjitoh Tri Siswandewi mengatakan, dengan penetapan sebagai KSB, diharapkan terjadi peningkatan kesiap-siagaan masyarakat sehingga mampu mengantisipasi dan menanggulangi bencana.

“Fungsi KSB adalah meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, di antaranya melalui pelatihan tenaga lokal penanggulangan bencana,” kata perempuan yang lebih akrab disapa Tetrie ini.

BACA JUGA:  Briptu Sari Satu Satunya Polwan Polda Lampung di Kontingen Satgas Garuda Bhayangkara FPU 3 Minusca

Menurut Tetrie, model pendekatan KSB adalah penanggulangan bencana berbasis masyarakat dengan mengubah pola pikir dan pola tindak masyarakat. KSB berfungsi untuk menyiapkan masyarakat agar mampu mengelola kerentanan, ancaman dan risiko bencana di wilayahnya.

“Dengan potensi lokal melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penyelenggaraan dan pengendalian melalui pendekatan social engineering atau rekayasa sosial,” katanya.

Di tempat yang sama Panglima Tagana Lampung Sumarju Saeni menyambut baik penetapan KSB empat desa di Lampung Selatan. Hal ini lanjutnya sesuai dengan seruan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi kepadda masyarakat agar meningkatkan kesiagaannnya sehingga mampu mengantisipasi dan menanggulangi bencana.

“Bapak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam setiap kesempatan selalu mengimbau pada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana,” katanya.

Dikatakan Sumarju Saeni, Pemerintah Provinsi Lampung menjabarkan imbauan tersebut dengan menjalankan program KSB dan Tagana Masuk Sekolah melalui Dinas Sosial Provinsi Lampung.

“Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan kemampuan diri dalam menghadapi bencana. Mereka harus siap menghadapi kondisi akibat bencana. KSB dan Tagana Masuk Sekolah menjadi sarana efektif untuk meyadarkan masyarakat akan pentingnya penanggulangan bencana,” tutupnya.

Sebagai informasi, Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto dikukuhkan sebagai Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lampung Selatan oleh Direktur PSKBA Kemensos RI, Rachmat Koesnadi. Setelah itu dilakukan simulasi penanggulangan bencana sekaligus pengukuhan KSB.***

Editor : Robert