ALTUMNEWS.com, BATAM — Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga (Jamsoskel) melaksanakan kegiatan Bimbingan Pemantapan Koordinator Program Keluarga Harapan (Bintap PKH) Tahun 2019 di Harris Hotel Batam Center pada 22-25 Oktober 2019.
Peserta bintap terdiri dari Koordinator Regional (Koreg), Koordinator Wilayah (Korwil) serta Koordinator Kabupaten/Kota (Korkab/Kota) yang berjumlah 108 orang dari perwakilan 6 Provinsi di Sumatera yaitu Provinsi Lampung, Aceh, Bengkulu, Kepri, Riau dan Sumbar.
Dalam arahannya, Direktur Jamsoskel, Mokhamad Oni Royani, menyatakan bahwa bertujuan bimtap tidak lain sebagai upaya penguatan jiwa dan sikap leadership/kepemimpinan bagi koordinator pada wilayah tugas masing-masing. “Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, koordinator mampu menjadi tauladan bagi SDM PKH di enam Provinsi tersebut, serta memahami tugas pokok dan fungsi sebagai koordinator,” katanya.
Selanjutnya, Royani menekankan dua hal penting yang wajib diperhatikan seluruh SDM PKH, terutama koordinator. “Pertama, jangan ada SDM PKH yang menjadi “pagar makan tanaman”. Justru tugas SDM PKH adalah menjaga dan memastikan KPM menerima haknya dengan baik. Tidak boleh ada pengurangan atau menguasai KKS dengan alasan apapun,” tegasnya.
Kedua harap Mokhamad, koordinator dan SDM PKH tidak boleh berpuas diri dengan pencapaian penyaluran bansos PKH tiap tahapnya. “Saat ini SDM PKH kami dorong melakukan inovasi dalam fungsi pendampingan. Misalnya optimalisasi P2K2/FDS, atau program inovasi lainnya agar kemandirian KPM dapat di akselerasi,” pungkas Royani.
Korwil PKH Provinsi Lampung, Slamet Riyadi yang juga peserta dalam kegiatan tersebut mengapresiasi kegiatan bintap tersebut. “Metode dan teknik pembelajarannya sangat menarik. Fasilitator mendorong tiap peserta berperan aktif dalam kelompok. Games-games yang diberikan juga sangat menarik dan relevan dengan kebutuhan dilapangan,” terang Slamet.
Slamet optimis, para koordinator mampu menarik kesimpulan dari materi dan mengimplementasikan konsep leadership, team work, komunikasi efektif, koordinasi berjenjang serta Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL). “ “Sehingga pengendalian bisnis proses PKH berjalan optimal,” tutup Slamet.***
Editor : Robert
