ALTUNNEWS.com, BANDARLAMPUNG — Yayasan Islam Cinta Indonesia bersama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Jakarta (PPIM UIN Jakarta) dan Convey Indonesia tergerak untuk memberikan sumbangsih berupa penyelenggaraan Program Pendidikan Literasi Pemuda dan Perdamaian melalui kegiatan “Roadshow Literasi Cinta”. Kegiatan yang dikemas dalam bingkai Sinergi Komunitas Pemuda dan Perdamaian dan Bincang Buku Serial Gen Islam Cinta “Fikih Milenial” diikuti tokoh dan komunitas lintas agama dan mahasiswa yang konsen dalam perdamian.
Roadshow Literasi Cinta yang berlangsung di Kota Bandar Lampung ini bertujuan untuk menyebarkan semangat literasi berbasis cinta dan mendorong generasi muda untuk memiliki pemikiran kritis dan terbuka.
“Selain itu untuk mendukung pertemuan antar-agama dan mempromosikan visi yang terbuka, inklusif, moderat, egaliter, dan toleran di kalangan pemuda,” kata Ketua Gerakan Islam Cinta, Eddy Aqdhiwijaya, saat membuka Forum Lintas Agama dan Generasi di Woods Strairs Cafe Bandarlampung, Senin (28/10/2019).
Menurut Eddy, tujuan roadshow ini untuk meningkatkan kesadaran publik tentang keragaman dan ancaman ekstremisme dan radikalisme serta pentingnya merangkul dan melestarikan keanekaragaman. “Juga untuk mengumpulkan kaum muda dan mendukung mereka sebagai agen perdamaian,” tambahnya.

Tokoh Masyarakat Bandarlampung, Romo Roy yang menjadi salah satu pembicara dalam forum ini mengatakan toleransi aktif menjadi penting di tengah keberagaman. “Kita hidup dalam perbedaan tetapi tidak membeda-bedakan!” serunya.
Menurut Romo Roy, diskusi terkait toleransi dan perdamaian bisa diserukan baik secara langsung dengan komunitas lintas agama atau pun melalui media massa. Generasi milenial lanjut Romo Roy, harus terus digerakkan untuk membangun narasi-narasi perdamaian.
“Generasi milenial ini harus terus-menerus digerakkan untuk berkomitmen bersinergi membangun narasi perdamaian, narasi kerukunan secara bersama-sama dengan siapapun,” tegas Romo Roy.
Ketua Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang ini, meminta agar menggaungkan seruan-seruan juga dalam media-media masa yang konsen dalam membangun kerukunan.
“Kita tidak bisa berjuang sendiri, maka dari itu kita perlu gandeng serta rekan-rekan media yang memang konsen membangun kerukunan dan perdamaian!” pungkasnya.
Sementara itu, penulis buku “Fikih Milenial” Ayi Yunus, mengatakan buku yang ditulisnya itu diharapkam dapat memberikan kepastian di tengah situasi ”moralpanic” dan ambiguitas yang dialami generasi muslim milenial.
“Dengan membaca buku ini, generasi muslim milenial akan mampu mengamankan’iman, dan sekaligus mampu bersikap bijaksana dan terbuka dalam melihat dunia yang penuh perbedaan,“ tandasnya.
Buku Fikih Milenial ini lanjut Ayi, menyajikan tema-tema yang penting dalam Islam. Fikih sebagai living values sehari-hari, saya tulis secara segar, ringan, namun tanpa menghilangkan bobot dan substansi.
“Kiranya buku ini sebagai kompas moral bagi generasi milenial di tengah kompleksitas kehidupan manusia modern,” imbuhnya.
Ketua Forum Kerukunan Lintas Agama Provinsi Lampung, Dr. Moh. Bahruddin MA, menanggapi positif kegiatan Roadshow Literasi Cinta.
“Kegiatan semacam ini sangat baik guna mempesiapkan kader kurunan. Karena kaum milenial adalah mereka yang paling akfir di era sekarang,” kata Kiai Bahruddin.
Kiai Bahruddin mendorong agar kegiatan semacam ini dapat dikembangkan di seluruh lapisan kaum milenial. “Baik itu pelajar, mahasiswa dan seluruh elemen kepemudaan yang ada,” tandasnya.
Sebagai informasi, Roadshow Literasi Cinta” yang dilaksanakan pada 28-29 Oktober 2019 ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Kegiatan ini juga merupakan rangkaian lanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya di Kota Bukittinggi, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, Banjarmasin. Setelah setelah di Bandarlampung juga akan dilaksanakan di Surabaya pada November mendatang.***
Editor : Robertus Bejo