ALTUMNEWS.com, BANDARLAMPUNG — Masyarakat Lampung terbilang cukup dekat dengan usaha berskala kecil dan sektor informal lainnya. Terhitung awal 2018, Dinas Koperasi dan UKM (Depkop) Provinsi Lampung mencatat ada 157.922 pelaku UMKM dengan 64% di antaranya merupakan pelaku usaha berskala mikro .
Menjamurnya para gig workers dan para pekerja informal ini membuat sektor ini menyerap banyak tenaga kerja dan juga menjadi salah satu tulang punggung bagi perekonomian Bandarlampung.
Berdasarkan riset dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, gig workers di empat layanan Grab secara keseluruhan berkontribusi sebesar Rp471 miliar pada perekonomian Bandarlampung pada 2019 lalu.
Dua hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk digitalisasi dan peningkatan kapasitas UMKM untuk bisa beradaptasi dan berkembang menjadi penting agar ketangguhan ekonomi di kota Bandarlampung dapat terjaga di era new normal ini.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Provinsi Lampung, Dr. Agus Nompitu menyambut baik upaya Grab untuk digitalisasi UMKM lokal lewat program #TerusUsaha. Sinergitas dengan Grab menurutnya, akan memperkuat jaringan pemasaran dan usaha.
“Grab dengan dukungan teknologi digital dapat membantu jangkauan pemasaran dan layanan usaha yang dapat mengungkit kinerja UMKM,” kata Dr. Gusnom, – sapaan akrab Dr. Agus Nompitu saat dihubungi Altumnews.com, di Bandarlampung (14/07/2020).
Dr. Gusnom berharap sinergitas dengan UMKM di Lampung dengan Grab kedepan percepatan interaksi bisnis konsumen dan produsen atau pengusaha dapat lebih baik lagi.
Sementara itu, Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia, mengajak bisnis kecil dan tradisional di Bandarlampung untuk merangkul teknologi agar tidak tertinggal dalam era digital.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian berbagai kota di Indonesia dan Grab ingin membantu para UMKM ini berkembang lebih maju dengan meningkatkan daya saing mereka di pasaran,” ungkapnya dalam virtual press conference Peluncuran Program Digitalisasi UMKM Lampung melalui Zoom Selasa, 14 Juli 2020.
“Selama pandemi ini, kami melihat bahwa UMKM yang belum beralih ke platform digital telah merasakan dampak negatif dari pandemi ini, yaitu jumlah pelanggan mereka berkurang akibat dibatasinya kegiatan masyarakat di luar rumah.
“Ini membuat kami fokus pada digitalisasi dan edukasi UMKM agar mereka bisa bangkit, karena saat mereka bertumbuh, ketahanan ekonomi kota akan terjaga,” katanya.
Dikatakan Richard Aditya, Program #TerusUsaha ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang GrabForGood yang bertujuan memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat positif dari teknologi kami yang inklusif.***
Editor : Robert