Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung Lakukan Pembinaan, Pemantauan dan Evaluasi PKU Marga Catur Lampung Selatan

ALTUMNEWS.com, LAMPUNG SELATAN — Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung melakukan pembinaan pemantauan dan evaluasi kegiatan Pengembangan Korporasi Usaha tani (PKU) Gapoktan Marga Jaya di Desa Marga Catur Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Senin (14/9/2020).

PKU merupakan pengembangan korporasi usahatani daerah rawan pangan untuk memantapkan dan mempercepat pengentasan kemiskinan dan penurunan stunting di wilayah rentan rawan pangan.

PKU merupakan kegiatan usaha tani yang dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, penguatan kelembagaan dan penerapan teknologi dari hulu dan hilir yang dijalankan secara terintegrasi pada satu atau lebih tahapan pengolahan untuk menghasilkan produk pangan dan non pangan yang diharapkan dapat membangun ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan untuk menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan serta memenuhinpangan bagi kelompok miskin di wilayah rentan rawan pangan melalui pemberian bantuan pemerintah sebagai trigger.

“Kami selaku tim pembina, melakukan kegiatan ini untuk mewujudkan “Petani Berjaya Rakyat Lampung Berjaya,” sesuai visi misi Gubernur Lampung Bapak Arinal Djunaidi dan Wakil Gubernur Lampung Ibu Chusnunia Chalim,” ujar Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Ir. Bani Ispriyanto, didampingi Kasi Kerawanan Pangan, Ratna Gustin, saat ditemui di lokasi pemantauan.

Bani menerangkan, PKU di Desa Marga Catur terdiri dari 5 kelompok tani menjadi satu korporasi pengembangan usahatani tahun 2020.

“Merupakan tahap pengembangan dalam budidaya ubi kayu, cabe merah dan jagung dan pengolahan produk pangan dalam bentuk tortila jagung, keripik singkong, marning dan emping jagung, cabe uleg dan bone cabe,” kata Bani.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung ini berharap melalui PKU dapat terbentuk pengembangan bisnis dari budi daya hingga ke pemasaran produknya.

BACA JUGA:  Unila Mewisuda 711 Mahasiswa

“Tujuannya adalah supaya petani dapat menikmati hasil yang lebih atau memiliki nilai tambah, tidak hanya sekadar budi daya yang dijual tetapi diolah menjadi varian-varian makanan-makanan yang banyak digemari oleh masyarakat yang berasal dari pangan lokal,” ucapnya.

Menurut Bani dengan varian-varian, cita rasa yang enak ditambah kemasan yang bagus sesuai selera konsumen, maka diharapkan akan laku di pasaran dan akan menjadi nilai tambah bagi petani.

“Inilah salah satu perhatian kita selaku pemerintah yang hadir di tengah-tengah masyarakat melalui program-programnya dan ini adalah salah satu program dalam rangka peningkatan ketahanan pangan,” tambahnya.

Bani mencontohkan hasil produk pengembangan Korporasi Usaha Tani PKU Marga Jaya berupa keripik singkong yang memiliki rasa khas.

“Karena memang tanaman singkongnya jenis singkong mentega yang warnanya kuning dan itu memang banyak digemari oleh konsumen,” imbuh Bani.

Menurut Bani keunggulan produk-produk yang dimiliki oleh usaha PKU tersebut, diharapkan dapat mampu mendongkrak pendapatan petani.

“Kami membentuk satu kerjasama antar kelompok supaya mereka mendapatkan hasil yang lebih dan mendapat nilai tambah yang lebih. Sekarang kelompok-kelompok ini sudah berkembang walaupun belum maksimal, dan kita siapkan pangsa pasarnya dari luar daerah. Kemarin diminta untuk mengisi rest area tol di Lampung Selatan, nah ini rencana kita akan kembangkan sampai luar daerah. Kita juga masih terus melakukan pembinaan pembinaan bagaimana untuk meningkatkan kualitas produknya,” pungkasnya.

Sementara itu, Hasan Basri, pengelola usaha marning dan emping jagung mengaku berterima kasih telah menjadi binaan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung.

“Terima kasih atas perhatian dari para pembimbing, untuk pengembangan usaha ini, mudah-mudahan produk kami tembus di pasaran,” ungkap Ketua PKU Marga Jaya, Desa Marga Catur Kalianda Lampung Selatan ini.

BACA JUGA:  Gunung Rajabasa, Memiliki Dua Titik Puncak

Hasan menambahkan, PKU berupa marning dan emping jagung telah berjalan selama 2 tahun. “Kami sementara ini bisa memproduksi sebanyak 20 kilo jagung, makan waktu tiga hari, satu hari satu malam untuk rebus, rendam rebus lagi, dan jemur dua hari, terang Hasan.

Menurut Hasan, bahan baku untuk produksi merupakan hasil kebun kelompok tani PKU Marga Jaya, Desa Marga Catur Kalianda.

“Marning dan emping jagung terdapat tiga kemasan ada yang 500 gram 250 gram 75 gram. Untuk saat ini hanya baru dipasarkan di lokal. Ada yang di kantor Dekranasda terus di Bakauheni,” paparnya.

Hasan mengungkapan dari usaha yang digelutinya selama ini dapat meningkatkan perekonomian keluarganya.

“Terima kasih kepada penyuluh dan pendamping baik dari kabupaten dan provinsi sehingga kami bisa terus berkembang. Harapan kami sebagai pengelola dari PKU Marga Jaya, adalah bagaimana PKU Marga Jaya Desa Marga Catur untuk kedepannya meningkat lebih baik,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Farihin, yang selama ini mengelola kripik singkong. Ia mengaku merasa sangat terharu atas perhatian dari pemerintah daerah.

“Dari pemerintah perhatiannya sangat bagus untuk support kami sampai saya nggak enak dibantu terus kami didampingi dibantu dari pemodalan pemasaran dan sebagainya,” ungkapnya.

Farihin menambahkan, usahanya saat ini masih kapasitas kecil, pada kisaran 1-1,5 kwintal per hari.

“Sedangkan pemasaran produk kami, masih di lokal saja di wilayah Lampung Selatan seperti di Kecamatan Palas, Kalianda, Penengahan, Way Panji dan sekitarnya,” bebernya.

Farihin mengatakan, dalam pengemasan produk kripik singkong miliknya menggunakan plastik transparan isinya 150 gram dan dijual seharga Rp5000. “Untuk satu hari, kami bisa memproduksi sekitar 100 bungkus,” jelanya.

Pada kesempatan ini, Farihin menyampaikan untuk perajangan secara manual dengan menggunkan pisau karena mesin perajang bantuan pemerintah rusak. “Jika didengarkan, semoga mesin perajang kami dapat dipakai ladi dengan maksimal. Jika ada bantuan, tentunya dengan mesin perajang yang lebih canggih dari yang saat ini kami punya,” ungkap Farihin.

BACA JUGA:  Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Lampung Respon Cepat Lansia Terlantar di Lampung Timur

Walau pun begitu, Farihin merasakan dampak yang signifikan bagi perekonomian keluarganya menjalankan usaha keripik singkong.

“Usaha ini sudah dijalankan selama dua tahunan. Dari hasil ini yang sudah saya dapatkan ya bisa untuk anak sekolah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari,” tutupnya.***

Editor : Robertus Bejo

Komentar