ALTUMNEWS.com, LAMPUNG SELATAN — Pemerintah Provinsi Lampung akan mendorong aset daerah provinsi yang dikelola oleh Kwarda Pramuka Lampung menjadi destinasi pariwisata bahari yang dikelola bersama antara Kwarda Pramuka Lampung, Kwarcab Pramuka dan perangkat Desa Tri Dharma Yoga.
Hal itu mengemuka saat Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) meninjau aset Pemprov Lampung di Desa Tri Darma Yoga, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Senin (5/10/2020).
Dalam peninjauan aset tersebut, Wagub Nunik didampingi oleh Ketua Kwarda Pramuka Lampung, Kak Idrus Efendi beserta jajarannya, pengurus Kwarcab Pramuka Lampung Selatan dan Kepala Desa Tri Dharmayoga, I Made Ardana.
Nunik menilai bahwa aset dengan luas sekitar 20 Ha yang terletak di objek wisata pantai Onaria memiliki potensi di bidang pariwisata.
“Di sini pemandangannya indah, memiliki tempat yang cocok sebagai spot foto yang bagus. Anak-anak tentu akan senang kesini. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik,” ujarnya.
Selanjutnya Mbak Nunik memberikan arahan bahwa segera dibentuk kelembagaan pengelolaan pantai Onaria sebagai tempat pariwisata yang terdiri dari Kwarda Lampung, Kwarcab Lampung Selatan dan Desa Tri Dharma Yoga.
“Kak Ketua Kwarda agar dapat segera membentuk Tim Pengelola Pariwisata Pantai Onaria dan selanjutnya tim membuat master plant,” ujarnya.
Selanjutnya berhubung pantai ini termasuk wilayah Desa Tri Dharma Yoga yang sebagian penduduknya keturunan dari Provinsi Bali maka bagunan maupun pagelaran seni harus dihadirkan nuansa Bali dan Lampung.
Kak Idrus Efendi mengingatkan bahwa tanah ini dibeli dari masyarakat namun belum bersertifikat, oleh karena itu perlu disertifikatkan. Hal tersebut langsung direspon Wagug Lampung dan menugaskan staf BPKAD untuk segera mengurusnya.
“Kepada BPKAD jangan lupa untuk mencatat dan menindaklanjutinya,” kata Wagub.
Mbak Nunik berharap agar desa-desa sekitar dengan BUMDes-nya masing-masing untuk dapat memperkuat fasilitas pendukung lainnya.
“Keberadaan lokasi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat setempat,” pungkasnya.***
Editor : Robertus Bejo
