ALTUMNEWS.Com, MARGA AGUNG – Sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB, ratusan umat Islam di Perumahan Permata Asri, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan berangkat menuju masjid untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1442 H. Dengan penerapan protokol kesehatan ketat, para jamaah mengikuti salad id.
Tak hanya umat Islam, puluhan umat Katolik dari Lingkungan Tarsisius Paroki Marga Agung berada di sekitar lokasi.
Belasan orang tampak mengatur arus lalu lintas, sebagian lainnya berada di lapangan yang berada pada sisi Masjid Al Iklas untuk mengatur posisi sepeda motor dan mobil para jamaah.
Pemandangan serupa terjadi di beberapa lokasi di wilayah Paroki Marga Agung Keuskupan Tanjungkarang. Bahkan di Gereja Stasi Santa Maria Marga Lestari, halaman gerejanya dibuka untuk dijadikan lahan parkir bagi umat Islam yang mengadakan salat id. Lokasi masjid terletak tidak jauh dari gereja.
Mereka hanya ingin menunjukkan bahwa seluruh umat manusia bersaudara dan penuh toleransi.
Gereja Katolik Santo Andreas Marga Agung Ubah Jadwal Misa Kenaikan Isa Al Masih
Perayaan Idul Fitri 1442 H tahun ini bersamaan dengan peringatan Kenaikan Isa Al Masih atau Yesus Kristus bagi umat Katolik, Kamis (13/5/2021).
Sebagai bentuk sikap toleransi, Gereja Katolik Santo Andreas Marga Agung mengubah jadwal misa. Gereja Katolik yang dipimpin oleh Pastor Kepala Paroki Romo Philipus Suroyo ini melaksanakan misa Perayaan Kenaikan Isa Al Masih pada Rabu sore, (12/5/2021) secara streaming.
Langkah ini diambil agar tidak berbenturan, dan umat muslim yang akan melakukan salat Idulfitri bisa lebih khusyuk.
Pastor Kepala Paroki Romo Philipus Suroyo atau yang akrab disapa Romo Roy mengatakan bahwa gereja merupakan bagian dari masyarkat.
“Sukacita, pesta kegembiraan umat muslim juga menjadi suka cita kita bersama,” tegas Romo Roy saat dihubungi Altumnews.com via telefon, Kamis (13/5/2021).
Menurutnya, umat Katolik yang merupakan bagian dari masyarakat memiliki kewajiban untuk menciptakan kerukunan dan toleransi.
“Dengan hal-hal sederhana, menjaga parkir saat saudara kita umat muslim salat id, itu sebagai wujud nyata kepedulian kita umat Katolik. Bentuk dukungan nyata untuk mereka dari kita dan memupuk kebersamaan dan toleransi,” tandas Romo Roy.
Romo Roy menegaskan bahwa toleransi bisa diabangun melalui hal-hal yang sederhana, untuk saling menjaga nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan apa yang dilakukan hari ini sebenarnya mau menunjukan bahwa kita (umat Katolik) adalah saudara dan sahabat bagi mereka semua, umat muslim,” katanya.
Romo Roy menyampaikan apresiasinya pada umat di Paroki Marga Agung yang mempersembahkan tenaga dan hati untuk menjaga umat muslim saat menjalankan salad Idulfitri.
“Apresiasi tinggi ya untuk umat Marga Agung. Dengan wujud nyata ini, mereka sudah menyadari apa itu makna kerukunan, toleransi, dan kebersamaan. Tidak hanya diucapkan namun benar-benar mereka wujudkan,” tutup Romo yang aktif di Forum Kerununan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung ini.***
Editor : Robertus Bejo