ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Komisi Hubungan antar Agama (HAK) dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang mengadakan rapat koordinasi dan konsolidasi internal politik dan organisasi masyarakat (ormas). Rapat ini berlangsung di Mister Geprek Garden Unila, Minggu petang (11/12/2022).
Rapat ini dihadiri hampir seluruh anggota Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang. Selain itu turut dalam rapat kita perwakilan masing-masing ormas katolik seperti; Pemuda Katolik Komda Lampung, PMKRI Bandarlampung, Wanita Katolik RI DPD Lampung, VOX Point DPD Lampung dan ISKA.
Koordinator Ormas di Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Tanjungkarang Romo Roy mengatakan ada beberapa pokok pembicaraan yang dibahas dalam rapat koordinasi ini.
“Pertama tentang pembagian koordinator wilayah kerja di Komisi HAK dan Kerawam supaya lebih efisien dan efektif. Maka Komisi Karawang di dalam komando Romo Roy itu selaku ketuanya dan ketua pelaksananya di lapangan itu Kerawam itu di bawah koordinasi mas Agus Warso dan Komisi HAK itu dalam pelaksanaannya dalam koordinasi dengan Mas Crissantus,” kata Romo Roy kepada Altumnews.com di Bandarlampung, Senin (12/12/2022).
Dikatakan Romo Roy, pembagian koordinator di Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang ini penting dilakukan agar lebih memudahkan gerak langkah yang lebih efisien lebih efektif.
“Dan tentu terbangun sebuah sistem. Ke depan siapapun yang akan mendampingi romo-romo yang akan nanti keterlibatan di dalamnya itu dengan terbangunnya sistem itu daya kerja bisa lebih efektif. Kemudian agenda-agenda itu bisa terstruktur sistematis dan rancang bangun itu akan gampang mudah untuk dikerjakan,” lanjut dia.
Menurut Romo Roy dalam rapat koordinasi ini juga dibahas terkait masalah sekretaris bersama (sekber) sebagai ruang tempat untuk diskusi dan berkomunikasi.
“Tempat untuk merancang bangun, tempat untuk berdialog, berkomunikasi antara ormas politik dan juga Karawang dan ada di situ jadi memang wilayah kerja sektor itu lebih merujuk pada persiapan untuk 2024,” jelas Romo Roy.
Dikatakannya, agenda yang lain yang dibicarakan itu adalah inventarisasi para caleg yang akan ikut berkontestasi di ranah sosial politik tahun 2024.
“Sebenarnya berapa sih yang akan ikut berkontestasi kemudian setelah menginventarisasi diharapan nanti itu akan ada pendampingan secara continue, berkelanjutan,” kata Romo Roy.
Pendampingan pada bakal calon legislatif ini penting dilakukan agar mereka tidak merasa sendiri dalam berjuang.
“Sehingga dengan demikian maka yang ikut ambil bagian di ranah sosial politik lebih jelas bahwa itu itu merasa mendapatkan support mendapat perlindungan, pendampingan dan mereka sungguh menyadari diri bahwa mereka adalah representasi dari gereja sehingga tidak bergulat berukuran seorang diri tidak merasa ditinggalkan,” tandasnya.
Dalam rapat koordinasi ini juga lanjut Romo Roy direncanakan untuk mengadakan pertemuan bersama dengan kader-kader Katolik yang akan terlibat di kontestasi pileg 2024.
“Sebelum ditentukan daftar calon sementara dan daftar tetap itu akan ada pertemuan bersama dengan mereka,” jelasnya.
Dikatakan Romo Roy, yang juga menjadi bahan pembahasan dalam rapat tersebut yakni tentang kaderisasi yang dulu sudah pernah dirancang bangun.
“Dulu sudah di-blueprint, kemudian bahan-bahan itu sudah juga disusun itu nanti juga akan tetap akan digunakan pada saat bersama dengan tim yang mencoba menggalang tentang lahirnya bahan kaderisasi, walaupun jauh sebelumnya memang itu sudah dirancang juga terkait dengan bahan pedoman untuk kaderisasi,” kata dia.
Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang ke depan lanjut Romo Roy akan melibatkan para politisi senior katolik. “Ya para politisi-politisi yang memang sebelumnya pernah terjun di ranah sosial politik ini untuk memberikan masukan untuk menemani untuk menjadi teman seperjalanan, teman berbagi cerita dan sebagainya. Dan juga sekaligus merangkul orang-orang yang terlibat di media baik elkronik maupun media online,” jelas Romo Roy.
Koordinator Ormas di Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Tanjungkarang ini mengatakan dalam rapat koordinasi yang dipimpinnya tersebut juga disepakati akan mengadakan pertemuan setiap bulan sekali.
“Akan ada pertemuan setiap bulan di hari Minggu, pertemuan secara positif akan dilaksanakan setiap hari Minggu, setiap bulan sekali. Itu sebagai satu bentuk komitmen kita untuk merapatkan barisan dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi,” lanjutnya.
Agustinus Warso kata Romo Roy mulai ditugaskan untuk mencoba menjaring sekaligus mendekati orang-orang yang akan menjadi sahabat sejati perjalanan ke depan untuk bisa terlibat di ranah sosial politik.
“Lebih-lebih untuk bergabung di Karawam itu mungkin dari dari ormas dan juga dari para politisi yang memang memiliki hati di situ,” katanya.
Sementara Crisantus yang menjadi koordinator komisi hubungan agama dan kepercayaan juga diminta mencari orang-orang yang berkompeten untuk ikut merapatkan barisan. “Dengan membagi wilayah-wilayah kerja sehingga semuanya bisa tertanam,” tandas Romo Roy.
Ke depan kata Romo Roy, Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang juga akan banyak melakukan kegiatan seperti seminar ada dan bakti sosial,” pungkasnya.***