Pulau Kemaro, Legenda Kisah Cinta Sejati Siti Fatimah dengan Putra Raja Tionghoa

ALTUMNEWS.Com, PALEMBANG — Saat kegiatan media gathering yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI Lampung), Altumnews.com diajak untuk menginjakan kaki di Pulau Kemaro, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu 18 Desember 2022.

Pulau Kemaro merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi dan terletak sekira 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio).

Nama Pulau Kemaro berasal dari kata ‘Kemarau’, karena pulau ini tidak pernah tenggelam atau terendam meskipun air Sungai Musi sedang pasang.

Dikutip dari situs ibs.sumselprov.go.id, asal usul Pulau Kemaro ini yakni dari kisah legenda cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An.

Siti Fatimah dikisahkan sebagai keturunan Raja Sriwijaya yang menganut agama Islam, sedangkan Tan Bun An yang merupakan putra Raja Tionghoa adalah penganut umat Buddha.

Meskipun mereka beda keyakinan dan etnis, tidak menjadi kendala bagi keduanya untuk merajut hubungan hingga ke jenjang pernikahan.

Tan Bun An lalu memboyong sang pujaan hati ke negara asalnya untuk meminta restu dari orangtuanya. Setelah merestui pernikahan sang anak, orangtua Tan Bun An lalu memberikan hadiah berupa tujuh guci besar yang berisi emas kepada sang anak dan menantu.

Sesampai di Palembang, Tan Bun An ingin melihat hadiah emas di dalam guci yang diberikan orangtuanya.

Namun, betapa terkejutnya Tan Bun An yang dilihatnya adalah sayuran sawi-sawi yang sudah membusuk. Tanpa pikir panjang, ia kemudian langsung membuang guci-guci tersebut ke Sungai Musi.

Saat akan membuang guci terakhir ke Sungai Musi, guci itu terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Karena merasa bersalah telah membuang pemberian orangtuanya, Tan Bun An lalu terjun ke dalam Sungai Musi untuk mengambil emas tersebut.

Melihat Tang Bun An terun ke Sungai Musi, seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantunya, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul.

Dirundung resah, Siti Fatimah akhirnya memutuskan untuk ikut terjun menyusul Tan Bun An. Namun, ia juga tidak terlihat.

Bukan Cuma Kapal Selam Beberapa waktu kemudian, dari tempat sejoli itu terjun muncul pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi pasang sekali pun. Masyarakat memercayai bahwa gundukan tanah yang tiba-tiba muncul di Pulau Kemaro adalah makam mereka. Inilah legenda asal mula pulau seluas sekitar 180 hektar itu.***