ALTUMNEWS.Com, JAKARTA — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan sejumlah harapannya pada Kongres XXI Wanita Katolik RI-2023 di Hotel Mercure, Ancol Jakarta, Jumat (27/10/2023).
“Saya menyampaikan hormat kepada Wanita Katolik RI yang sudah berdiri sejak 1924. Kongres XXI adalah istimewa karena menjelang satu abad usia WKRI. Semoga terpilih pengurus terbaik dan program yang sesuai visi dan misi WKRI serta menanggapi kebutuhan bangsa Indonesia,” kata Bintang Puspayoga mengawali sambutannya.
Menurutnya perempuan yang jumlahnya 49,5 % dari populasi Indonesia di mana 70%-nya pada usia produktif. Partisipasi setara dan penuh perempuan dalam pembangunan menjadi kunci keberhasilan bangsa.
“Kita harus mengamati berbagai indeks misalnya IPM, indeks kesetaraan gender, dan indeks lainnya. Perempuan ada di garda depan semua krisis termasuk ekonomi dan kesehatan untuk ikut menanggapi,” kata dia.
Menteri PPPA RI ini membeberkan pada tahun 2023 ini adalah momentum terakhir peringatan Hari Ibu di kabinet. Peringatan Hari Ibu tidak sama dengan Mothers Day, melainkan tonggak perjuangan perempuan. Tema utama selalu Perempuan Berdaya Indonesia Maju. Sub tema menyesuaikan tiap tahunnya.
“Perempuan bisa berkiprah di dunia publik tidak lepas dari peran laki-laki sebagai saudara, suami, atau ayah. Berbagai regulasi terus diupayakan, namun masih banyak pekerjaan rumah untuk pemberdayaan perempuan,” kata dia.
Wanita Katolik KRI yang ada sampai akar rumput lanjut Bintang Puspayoga diharapkan bisa bersinergi dan berkolaborasi misalnya dengan Model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak dengan 10 indikator. “Dunia usaha diharapkan jadi bapak angkat. Dunia akademis juga diharapkan dukungannya,” tandasnya.
Dijelaskannya dalam rangka momentum Hari Ibu, Wanita Katolik RI yang sudah sejak awal ikut dalam pergerakan organisasi perempuan untuk kemajuan bangsa diharapkan berpartisipasi secara aktif. “Perempuan harus saling mendukung!”
Dia menegaskan perjuangan afirmasi 30% di legislatif harus terus diperjuangkan. Saat ini baru 21,3 % atau masih jauh dari target. “Sinergi dan kolaborasi akan menjadi kekuatan bersama untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan,” tegasnya.
“Semoga Kongres XXI bukan hanya melahirkan pengurus baru, namun juga bisa sungguh menghasilkan program sebagai kontribusi bagi bangsa Indonesia. Mari para wanita hebat WKRI kita mencurahkan pikiran dan hati sepenuhnya,” pungkasnya.***