ALTUMNEWS.Com — Dalam ajaran Gereja Katolik tugas nabi secara umum adalah ‘penyambung lidah Allah’, tugas pengantara Allah dengan manusia, menyampaikan pesan (wahyu) Allah.
Demikian hal itu diterangkan Reverendus Dominus (RD) Yohanes Kurniawan Jati, Pastor rekan di Paroki Ratu Damai Telukbetung Bandarlampung saat berbincang dengan Altumnews.com di Pastoran Panjang, Bandarlampung, Jumat (15/12/2023).
Menurut Romo Jati – begitu dia akrab disapa – semua pesan Allah bertujuan pada keselamatan manusia.
“Pertama; Ada pihak Allah yang empunya pesan, bisa berupa kabar baik, perintah pertobatan dan bahkan berita penghukuman karena dosa manusia.”
“Kedua; ada pihak manusia (bangsa pilihan) yang menjadi sasaran pesan Allah.”
“Ketiga; ada nabi yang dipilih Allah untuk menyampaikan pesan Allah. Nabi menyampaikan pesan Allah sesuai dengan daya tangkap orang pada zamannya dan sesuai dengan gaya penyampaian pesan. Ada yg berupa kiasan (Hosea), ada yang bernubuat (Yesaya), ada yang lugas (Yunus), dll.”
Ditegaskan Romo Jati, nabi terakhir yang diutus Allah menurut Gereja Katolik adalah Yohanes Pembaptis.
“Dalam Gereja Katolik nabi terakhir dapat disebut Yohanes Pembaptis karena penyampai kabar keselamatan Allah yang sudah dekat sekaligus menyiapkan jalan bagi kedatangan Mesias, yakni Yesus Kristus,” tandasnya.
Ditegaskan Romo Jati tidak ada nabi lain yang diutus oleh Allah setelah Yohanes Pembaptis.
“Setelah kehadiran Mesias tidak lagi ada nabi yang diutus Allah karena wahyu Allah sudah mencapai puncak pada peristiwa inkarnasi, Allah yang menjadi Manusia. Wahyu Allah disampaikan bertahap melalui para nabi dan mencapai puncak dalam diri Yesus, Sang Mesias sehingga pada masa kini tidak lagi diperlukan nabi sebagai penyampai wahyu Allah,” pungkas Romo Jati.***