ALTUMNEWS.Com, SURABAYA — Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Lampung menindak lanjuti Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Kamis (21/12/2023).
Sebagaimana diketahui, Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilakukan pada Jumat (28/1/2022) lalu ini salah satunya berisi pengembangan sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan TPH Provinsi Lampung Ir. Bani Ispriyanto, M.M, diwakili Plt. Kepala Bidang Ketersedian dan Distribusi Pangan, Ratna Gustin Pancaswati, S.P.,M.M., memimpin rombongan kunjungan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.
Rombongan disambut oleh Pudjiati Ningsih, SP, M.MA., selaku Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim dan Ir. Sri Suwartini, M.MA., sekalu Subbag Penyusunan Program dan Anggaran di kantor dinas setempat.
Plt. Kepala Bidang Ketersedian dan Distribusi Pangan, Ratna Gustin Pancaswati, S.P.,M.M., dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kunjungan ini sebagai salah satu bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan MoU. Gustin pada kesempatan itu kembali memaparkan potensi unggulan di Provinsi berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai.
“Provinsi Lampung menjadi salah satu sentra penghasil padi dengan produksi padi Provinsi Lampung tahun 2022 sebesar 3.2 juta ton. Kemudian Jagung merupakan salah satu komoditas pangan unggulan dengan produksi Jagung tahun 2022 sebesar 2,8!juta ton atau kontribusi sebesar 9% dari produksi jagung nasional,” papar Gustin.
Menurut Gustin tren positif juga dialami oleh sektor komoditi unggulan lainnya seperti Ubi Kayu, Pisang, Nanas, Manggis, Kopi, Kelapa Sawit, Tebu, Karet, Kelapa, Lada, kakao, Sapi, Kambing, Ayam Ras Pedaging, Ayam Ras Petelur, dan Udang.
“Komoditas unggulan Lampung memiliki peran dalam memperkokoh ketahanan pangan, yakni sebagai penyedia pangan masyarakat sehingga mampu berperan strategis dalam penciptaan ketahanan pangan nasional yang sangat erat kaitannya terhadap ketahanan sosial, dan stabilitas ekonomi,” ucapnya.
Dijelaskan Gustin dalam upaya memfasilitasi dan menindaklanjuti perjanjian kerjasama yang telah dilakukan antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan Lampung diharapkan dapat terus dilakukan pertemuan lebih lanjut dengan mengajak seluruh pelaku usaha, UMKM, asosiasi dan stakeholder yang terlibat dari berbagai aspek.
“Misalnya melalui misi dagang dan investasi yang telah dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan Lampung. Sehingga dapat terjadi transaksi perdagangan antar daerah,” pungkasnya.
Pada kesempatan sama Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Pudjiati Ningsih, SP, M.MA., memaparkan pada tahun 2023 lapangan usaha pertanian masih menjadi sektor tertinggi penyerap tenaga kerja.
“Dari total penduduk tahun 2023 yakni 41,53 jiwa, 31,49 persen atau sekitar 7.15 juta penduduk berprofesi sebagai petani,” kata Pudjiati mengawali pemaparannya.
Pudjiati pun menyebutkan kontribusi produksi pertanian di Provinsi Jawa Timur terhadap nasional.
“Diantaranya seperti padi yang berkontribusi sebesar 17,99 % untuk nasional, jagung 29,75 %, kedelai 34,64%, cabai besar 19,25%, cabai rawit 19,52%, dan lain sebagainya,” imbuh Pudjiati.
Dalam kesempatan itu Pudjiati menginformasikan pengolahan pisang yang diolah menjadi keripik dengan mengadopsi para UMKM yang ada di Pronvinsi Lampung.
“Kalau di Lampung itu kan kreatif, keripik pisang diolah menjadi banyak varian, misalnya dengan cokelat dan aneka rasa laiinya. Nah itu kami selalu gelorakan pada UMKM binaan kami untuk meniru yang dilakukan oleh UMKM di Provinsi Lampung,” pungkasnya.***