ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Maret 2025 menjadi bulan yang penuh makna bagi umat beragama di Provinsi Lampung, dengan tiga perayaan suci yang berlangsung berdekatan. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung mengimbau seluruh umat beragama, khususnya di Bumi Ruwa Jurai, untuk menjaga semangat toleransi dan mempererat kerukunan antar umat beragama dalam rangka merayakan momen-momen sakral ini.
Pada Rabu, 26 Maret 2025, Ketua FKUB Provinsi Lampung, Prof. Dr. H. M. Bahruddin, M.A., mengungkapkan pentingnya menjaga kedamaian dan keharmonisan, terutama di tengah-tengah perayaan yang melibatkan umat Katolik, Hindu, dan Islam.
Tiga perayaan besar yang saling berdekatan tersebut, dimulai dengan Rabu Abu yang menandai masa Pra Paskah bagi umat Katolik pada 5 Maret 2025, disusul dengan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu pada 29 Maret 2025, dan diakhiri dengan Hari Raya Idul Fitri pada 30 Maret 2025 bagi umat Islam.
“Dalam kesempatan ini, saya mengajak seluruh masyarakat untuk menjunjung tinggi toleransi dan saling menghormati, agar setiap umat beragama dapat merayakan hari suci mereka dengan khusyuk dan damai,” ujar Prof. Bahruddin.
Dia menambahkan, perayaan tiga hari suci ini harus dijalani dalam suasana yang aman, tertib, dan penuh kedamaian. Masyarakat diharapkan tetap menjaga ketenangan selama rangkaian kegiatan keagamaan tersebut dan melaporkan segala potensi gangguan kepada aparat berwenang agar dapat diambil langkah antisipatif dengan cepat.
“Dengan filosofi Piil Pesenggiri yang mengutamakan kebersamaan dan keharmonisan, saya yakin masyarakat Lampung akan mampu menjaga kerukunan dan kedamaian selama bulan Maret ini,” lanjutnya.
Selain itu, Prof. Bahruddin menekankan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang perlu dijaga dan diperlihara dalam kehidupan sehari-hari. Toleransi beragama bukan hanya penting pada saat perayaan-perayaan besar, tetapi juga harus tercermin dalam interaksi sosial sehari-hari antar umat beragama.
“Kerukunan umat beragama adalah cermin kedamaian kita bersama. Marilah kita jalani bulan Maret ini dengan penuh kedamaian, menjaga suasana kondusif agar setiap umat dapat merayakan hari suci mereka dalam rasa saling menghormati,” pungkas Prof. Bahruddin.***