Kepedulian Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika Warnai Hari Bhayangkara: 300 Ojol Terima Bantuan

ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Senin pagi itu, bukan GPS atau aplikasi layanan yang memandu ratusan pengemudi ojek online berkumpul di halaman SPN Polda Lampung. Namun, secarik undangan kehangatan—300 paket sembako dari Polda Lampung dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79—memanggil mereka datang.

Di bawah terik matahari, bukan sekadar pengantar ojol yang berdiri tegak, melainkan wajah lelah penuh harap—mewakili generasi pekerja keras yang sering terlupakan. Di tengah itu, hadir Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika, Ketua Bhayangkari Ny. Lurie Helmy Santika, dan Kombes Pol Supriadi, secara simbolis meruntuhkan sekat antara aparat keamanan dan masyarakat.

“Bantuan ini bukan sekadar bentuk empati, tapi wujud penghormatan kami terhadap perjuangan para driver ojol—pahlawan kehidupan modern,” ujar Irjen Helmy, menegaskan bahwa Polri bukan hanya soal penegakan, tetapi juga merajut asa di ruang publik.

Kandungan sembako sederhana—beras, minyak, gula, mie, susu—menjadi lambang konkret dari slogan empati. Bagi para driver, ini lebih dari paket bantuan, melainkan simbol bahwa peluh mereka tidak luput dari pandangan.

Pengemudi Budi (38) begitu lirih saat memeluk paket bantuan, seakan menyampaikan, “Akhirnya, ada mata yang melihat, hati yang peduli.”

“Sudah lama saya merasa kesepian di jalan. Tapi hari ini, saya merasa dihargai… Terima kasih, Pak Polisi,” ucapnya, mata berkaca dalam kelegaaan.

Tak hanya Irjen Helmy, kehadiran Bhayangkari Lampung bersama ramah-tamah dan salam hangat membuat suasana kian menyatu. Seketika, helm dan jaket lusuh mencair menjadi aras kedekatan manusiawi yang hangat—membawa makna bahwa polisi dan masyarakat bisa berpijak pada ruang bersama.

Doa bersama di akhir acara mempertegas bahwa perayaan Bhayangkara bukan semata seremonial, melainkan ajakan untuk menyemaikan empati dalam setiap langkah Polri—menjadi bagian dari kehidupan, bukan hanya penjaga aturan.

Perayaan Hari Bhayangkara ke-79 ini menghidupkan narasi baru: Polri adalah mitra masyarakat dalam keseharian—ketika mereka bekerja, berkeringat, dan berharap. Di sisi lain, para pengemudi ojek online bukan sekadar pekerja jasa, tapi bagian dari komunitas urban modern yang perlu dihargai dan didukung.

Aksi ini menegaskan: di jalanan kita bersama, terik dan hujan pun dilalui bersama—bukan lawan, melainkan komponen sinergi sosial yang membangun ikatan kebersamaan dalam dinamika kota Lampung.***