ALTUMNEWS.Com, TANGGAMUS – Semangat gotong royong sebagai warisan luhur bangsa kembali bergema di tanah Lampung. Menanggapi kondisi darurat Jembatan Gantung Tampang Muda di Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal turun langsung ke lapangan dan memimpin aksi responsif bersama masyarakat.
Jembatan yang sebelumnya sempat viral di media sosial karena kondisinya yang rusak dan membahayakan warga, terutama anak-anak sekolah, kini tengah diperbaiki dalam kolaborasi luar biasa lintas elemen.
“Akses pendidikan dan keselamatan anak-anak kita adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jembatan ini bukan hanya soal penyambung dua tempat, tetapi penyambung masa depan mereka,” tegas Gubernur Rahmat Mirzani Djausal saat memberikan arahan kepada para relawan dan warga, Selasa (10/9/2025).
Ia mengapresiasi kerja cepat para relawan, termasuk masyarakat desa, pelajar, mahasiswa, Pemerintah Kabupaten Tanggamus, dan organisasi pencinta alam. Gubernur yang akrab disapa Mirza ini meminta proses perbaikan dilakukan secepat mungkin dengan hasil terbaik demi keselamatan warga.
Perbaikan jembatan ini dipimpin oleh tim Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Lampung, yang dikenal melalui program nasional “1000 Jembatan Gantung untuk Indonesia”. VRI telah melakukan survei teknis dan menjadwalkan penyelesaian pembangunan ulang jembatan paling lambat akhir September 2025.
“Ini adalah tugas kemanusiaan. Kami dari VRI Lampung siap memimpin usaha teknis di lapangan dengan standar keselamatan tertinggi,” ujar Muhammad Kariskun, Koordinator VRI Regional Lampung.
Ia juga menambahkan bahwa dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, relawan, dan warga yang ikut menyumbang tenaga dan logistik, menjadi kekuatan utama di lapangan.
Diketahui, Jembatan Gantung Tampang Muda merupakan satu-satunya akses utama penghubung antar wilayah, termasuk jalur penting bagi pelajar dan warga dalam kegiatan sehari-hari. Sebelumnya, kondisi jembatan yang rusak parah sangat membahayakan, bahkan sempat menghambat aktivitas pendidikan dan ekonomi masyarakat sekitar.
Melalui pendekatan kolaboratif dan inklusif, Pemprov Lampung bersama Pemkab Tanggamus bertindak sebagai fasilitator, sementara kekuatan utama berada di tangan masyarakat dan relawan.
Perbaikan jembatan ini tidak hanya menjadi proyek infrastruktur, tetapi juga simbol solidaritas, kepedulian, dan kepemimpinan yang berpihak pada rakyat. Semangat gotong royong yang kembali menyala membuktikan bahwa masyarakat Lampung masih menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dalam menghadapi tantangan bersama.
Dengan semangat kolektif ini, Jembatan Gantung Tampang Muda akan segera kembali berdiri kokoh—bukan hanya sebagai penghubung fisik, tetapi juga sebagai penyambung harapan dan masa depan generasi penerus bangsa.***