ALTUMNEWS.Com, LAMPUNG BARAT – Tim dosen dan mahasiswa dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dan Universitas Lampung (Unila) berhasil menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Rigis Jaya, yang dikenal sebagai Kampung Kopi di Lampung Barat. Program ini mengangkat tema “Diversifikasi Produk Olahan Kopi sebagai Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisata dan Pendapatan BUMDes di Desa Rigis Jaya”. Kegiatan ini merupakan bagian dari skema pemberdayaan berbasis masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kemendikbudristek, Tahun Anggaran 2024 dengan nomor kontrak 2119b/IT9.2.1/PM.01.01/2024.
Tim dosen yang terlibat dalam program ini terdiri dari Suryaneta, S.T., M.Sc., Ph.D., Zada Agna Talitha, S.T.P., M.Si., dan Prof. Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P., serta didukung oleh para mahasiswa sebagai fasilitator. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat melalui diversifikasi produk olahan kopi berbasis potensi lokal, sekaligus mendukung pelestarian budaya kopi di Desa Rigis Jaya.
Menurut Suryaneta, Ketua Tim PKM, oleh-oleh khas dari Desa Rigis Jaya selama ini hanya terbatas pada kopi bubuk. “Diversifikasi produk sangat penting untuk meningkatkan daya tarik wisata dan pendapatan masyarakat. Kami memperkenalkan tiga produk baru berbasis kopi, yaitu eggroll, cascara cookies, dan teh cascara,” ujarnya.
Pelatihan dan Pameran Produk
Tahap awal program ini dimulai dengan serangkaian pelatihan pembuatan eggroll, cascara cookies, dan teh cascara kepada anggota Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama, Pekon Rigis Jaya. Pelatihan ini berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 19-20 Oktober 2024, di Anjuangan Kampung Kopi, Desa Rigis Jaya. Peserta dilatih dalam teknik pengolahan limbah kopi untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi yang inovatif.
Produk-produk olahan kopi ini juga dipamerkan dalam acara International Coffee Day pada 24- 25 September 2024 di Coffee Camp, Pinus Park, Lampung Barat. Pameran ini menarik perhatian banyak pengunjung, sekaligus menjadi ajang uji organoleptik terhadap produk olahan tersebut.
Strategi Branding dan Pemasaran
Tahap selanjutnya dari program PKM ini adalah mengembangkan strategi branding dan pemasaran yang efektif untuk menjadikan produk eggroll, cascara cookies, dan teh cascara sebagai oleh-oleh khas Desa Rigis Jaya. “Produk-produk ini akan dikemas dengan branding yang kuat, menonjolkan identitas Desa Rigis Jaya sebagai destinasi wisata kopi unggulan di Lampung Barat,” ungkap Zada Agna Talitha. Dengan strategi yang tepat, diharapkan Desa Rigis Jaya tidak hanya dikenal karena kopi robustanya yang unik dan inovatif.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Diversifikasi produk kopi ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat Desa Rigis Jaya. Dengan adanya produk baru, masyarakat tidak hanya bergantung pada penjualan kopi bubuk, tetapi juga bisa memperoleh pendapatan tambahan dari produk olahan kopi yang dipasarkan kepada wisatawan. Selain itu, inovasi ini akan memperkuat daya tarik wisata Desa Rigis Jaya sebagai destinasi yang menawarkan pengalaman wisata kopi yang berbeda dan menarik.
Program PKM ini sejalan dengan tujuan BUMDes Maju Bersama dan Pokdarwis setempat dalam meningkatkan ekonomi lokal serta menarik lebih banyak wisatawan melalui produk khas yang bernilai jual tinggi. Prof. Dr. Sri Hidayati menegaskan bahwa program ini akan terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan keberlanjutannya, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.
“Harapannya, program ini menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, mengintegrasikan potensi lokal dan inovasi untuk mengembangkan ekonomi berbasis wisata,” tutupnya.
Dengan diversifikasi produk ini, Desa Rigis Jaya semakin siap bersaing di kancah pariwisata, membawa nama besar Lampung Barat sebagai salah satu sentra kopi terbaik di Indonesia.***