M. Irfandi Soroti Hilangnya Etika dalam Aksi Massa, Dorong Literasi Demokrasi Bagi Generasi Muda

ALTUMNEWS.Com, BANDAR LAMPUNG -— Mantan aktivis mahasiswa era reformasi sekaligus mantan Ketua KNPI Kota Bandar Lampung, M. Irfandi, menyuarakan keprihatinannya atas memburuknya kualitas demonstrasi yang belakangan dinilainya kehilangan arah, nilai, dan etika. Pernyataan ini disampaikan dalam aksi damai yang digelar sebagai bentuk dukungan warga terhadap upaya Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam penanganan bencana banjir.

Menurut Irfandi, demonstrasi adalah bagian sah dari demokrasi, tetapi harus dijalankan dengan kedewasaan dan tanggung jawab. Ia menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan pemahaman yang sehat tentang demokrasi, termasuk batasan moral dan hukum dalam menyampaikan aspirasi.

“Demonstrasi adalah instrumen penting perjuangan sipil. Tapi kalau sudah anarkis, kasar, bahkan merusak fasilitas umum, maka tujuan mulianya hilang. Ini bukan tentang menolak, tapi bagaimana menyampaikan aspirasi dengan beradab,” ujarnya.

Irandi juga menyinggung aksi unjuk rasa baru-baru ini yang melibatkan delapan orang pendemo yang disebut-sebut melakukan kekerasan verbal terhadap petugas saat menyampaikan kritik terkait penanganan banjir. Ia menilai tindakan itu mencederai semangat demokrasi dan cenderung dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

Ia juga mengecam pihak-pihak yang diduga memprovokasi massa demi keuntungan pribadi. “Kalau benar ada dalang di balik aksi yang ngawur seperti ini, tangkap saja. Jangan jadikan bencana alam sebagai alat politik menjatuhkan pemimpin,” tegasnya.

Aksi damai yang dilakukan di depan Kantor Kelurahan Pesawahan ini bukan hanya sebagai bentuk protes terhadap cara berdemo yang tidak beretika, tetapi juga sebagai solidaritas masyarakat korban banjir yang mengapresiasi kerja nyata pemerintah dalam penanganan bencana.

“Kami ini korban banjir. Kami tahu mana pemerintah yang bekerja dan mana yang hanya dijadikan sasaran. Kami tidak dibayar. Kami hanya tidak terima jika disebut Pemerintah Kota tidak berbuat apa-apa,” tutup Irfandi.

Pernyataan M. Irfandi menjadi refleksi penting di tengah meningkatnya tensi politik dan aksi protes yang marak di ruang publik. Ia menyerukan agar ruang demokrasi tetap dijaga, namun dengan cara yang mencerminkan kecerdasan, etika, dan tanggung jawab sosial.