ALTUMNEWS.Com, BANDAR LAMPUNG — Di tengah ancaman laten radikalisme dan intoleransi yang terus mengintai generasi muda, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kegiatan Rembuk Merah Putih dengan mengusung tema “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air”, Rabu (21/5/2025), di Ruang Sungkai, Kantor Gubernur Lampung.
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung sekaligus Ketua FKPT Lampung, Muhammad Firsada, menegaskan pentingnya peran pemuda dalam menjaga persatuan bangsa serta menolak paham-paham radikal yang memecah belah.
“Radikalisme dan terorisme bisa muncul di semua agama, bukan hanya Islam. Di sinilah pentingnya pemuda memiliki literasi agama yang baik, berpikir kritis, dan tetap cinta tanah air,” ujar Firsada.
Ia mengingatkan, bangsa Indonesia yang majemuk dengan lebih dari 17 ribu pulau, 700 bahasa, dan ratusan suku, sangat rentan terhadap gesekan identitas jika tidak dilandasi dengan nilai Pancasila dan prinsip moderasi dalam beragama.
“Kalau generasi muda tidak paham kebhinekaan dan hanya melihat dunia dalam hitam putih, maka kita bisa kehilangan arah sebagai bangsa. Pemuda harus jadi agen pemersatu, bukan penyebar kebencian,” tambahnya.
Firsada juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan kebangsaan dan moderasi beragama sebagai tameng dari arus ekstremisme, baik yang mengarah pada sekularisme ekstrem maupun fundamentalisme agama.
“Moderasi itu di tengah. Kita bukan negara agama, tapi kita juga bukan negara sekuler. Kita negara Pancasila. Itu harus jadi pegangan semua, terutama anak-anak muda,” tegasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT RI, Brigjen TNI Sudaryanto, menyampaikan bahwa pemuda merupakan kelompok paling rentan menjadi sasaran propaganda ekstremis.
“Peran pemuda sangat strategis. Jika dibekali dengan nilai kebangsaan dan literasi keagamaan yang sehat, mereka bisa menjadi benteng pertama mencegah berkembangnya radikalisme,” ujarnya.
Sudaryanto juga menekankan bahwa pencegahan tidak bisa hanya mengandalkan negara, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas lokal.
“Forum seperti ini penting untuk menjaring suara dan strategi dari akar rumput. Karena yang paling tahu kondisi daerah ya masyarakatnya sendiri,” katanya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret untuk memperkuat daya tahan masyarakat, khususnya generasi muda Lampung, terhadap ideologi kekerasan, sembari membangun generasi yang cerdas, kritis, dan setia pada semangat kebangsaan.***