Lampung Menuju Poros Baru Ekonomi Syariah Sumatera: Festival FESyar 2025 Jadi Strategi Diplomasi Ekonomi Umat

ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG – Provinsi Lampung tengah mengambil posisi strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi syariah baru di luar Jawa. Melalui kepercayaan sebagai tuan rumah Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025, Lampung tidak hanya menjadi panggung seremonial semata, melainkan memosisikan diri sebagai poros penting dalam peta ekonomi syariah nasional menuju Indonesia Emas 2045.

Festival yang akan digelar pada 20–22 Juni 2025 ini menjadi momentum penting dalam diplomasi ekonomi umat, mengingat selama ini narasi besar ekonomi syariah masih terpusat di wilayah barat Indonesia, seperti Aceh dan Jawa. Kini, Lampung muncul sebagai penyeimbang baru di selatan Sumatera, menawarkan pendekatan inklusif dan partisipatif untuk menggerakkan ekonomi halal dari akar rumput.

Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim (Jihan Nurlela), menegaskan bahwa FESyar Sumatera bukan sekadar perayaan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang. “Kami ingin festival ini menjadi awal pergeseran arus utama ekonomi syariah. Tidak lagi hanya sebagai ritual tahunan, tetapi sebagai motor penggerak ekonomi rakyat berbasis nilai-nilai Islam yang adil dan inklusif,” ujarnya dalam rapat pemantapan program kerja KDEKS, Rabu (21/5/2025).

Wagub pun mendorong agar pemetaan wilayah unggulan syariah dilakukan secara selektif dan strategis, dengan memanfaatkan potensi lokal seperti pesantren, masjid, hingga UMKM halal. Lampung dengan 15 kabupaten/kota memiliki modal sosial dan budaya yang kuat untuk menjadi laboratorium pengembangan model ekonomi syariah kawasan.

Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Lampung mendapat peran krusial. Bukan hanya sebagai pelaksana kegiatan, tetapi pengarah kebijakan daerah dalam membangun infrastruktur ekonomi halal secara terintegrasi. Dalam arahannya, Wagub meminta KDEKS memperluas kemitraan lintas sektor dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

“Bayangkan jika satu daerah fokus pada penguatan ekosistem pesantren, dan daerah lain pada UMKM halal, maka kita sedang membangun jaringan ekonomi syariah dari bawah ke atas, bukan top-down,” tegasnya.

Selain kegiatan kompetitif seperti Halal Chef Competition, Lomba Dakwah Ekonomi Syariah, dan Sertifikasi Nazhir, FESyar 2025 juga dirancang sebagai ruang diplomasi budaya. Kegiatan seperti Pasar KHAS (Kuliner Halal, Aman, Sehat) dan program Pariwisata Ramah Muslim menjadi jembatan antara konsep halal dan identitas lokal.

“FESyar ini menjadi ajang mengenalkan wajah ekonomi syariah yang humanis, kreatif, dan tidak eksklusif,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan.

Ia menjelaskan bahwa sesuai arahan Gubernur BI, strategi penguatan ekonomi syariah nasional dibangun di atas tiga pilar: ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, dan literasi halal lifestyle.

Dengan menjadi tuan rumah FESyar Sumatera 2025, Lampung secara tak langsung mengambil bagian dalam proyek besar menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global di 2045. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah pusat dan dukungan strategis dari Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), serta KDEKS daerah.

Visi besar ini membutuhkan konsistensi, bukan hanya festival musiman. Festival hanyalah awal, kerja sistemik-lah yang akan menentukan masa depan Lampung sebagai pusat gravitasi ekonomi umat.***