ALTUMNEWS.Com, BANDAR LAMPUNG -— Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) dan Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Tanjungkarang, Romo Roy, menegaskan pentingnya kaderisasi dan sinergi antar keuskupan dalam membangun Gereja yang hidup dan berdaya. Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan Pertemuan Komisi Kerawam Regio Sumatera Tahun 2025 yang digelar di Susteran CB Matow Way Hurik, Jl. Ratu Dibalau No. 76, Tanjung Senang, Kedaton, Bandar Lampung, pada Selasa malam (28/10/2025).
Dalam sambutannya, Romo Roy menjelaskan bahwa pertemuan ini memiliki beberapa tujuan utama.
“Tujuan pertama adalah menegaskan pentingnya kaderisasi serta membangun sinergi, kolaborasi, dan jejaring antara keuskupan satu dengan yang lain, khususnya di wilayah Sumatera,” ujarnya.
Lebih lanjut, Romo Roy mengungkapkan bahwa tujuan kedua lahir dari gagasan Mgr. Vincensius Setiawan Triatmojo, Uskup Keuskupan Tanjungkarang, yaitu tentang ‘Kaderisasi Berjenjang’ sebagai langkah nyata untuk memperkuat Gereja Indonesia melalui pengembangan iman dan pelayanan awam yang berkesinambungan.
Ia menuturkan, gagasan “Kaderisasi Berjenjang” berakar dari semangat pemuridan Yesus sendiri, membentuk murid-murid yang semakin mengenal dan menghayati tugas panggilannya.
“Kaderisasi berjenjang adalah kelanjutan dari kaderisasi Yesus dalam diri para murid-Nya. Menjadikan murid-murid masa kini mampu menghidupi lima pilar Gereja: mengajar dengan benar, berliturgi dengan benar, bersekutu dalam kesatuan dengan Kristus, melayani dengan tulus, dan bersaksi di tengah dunia,” jelasnya.
Menurut Romo Roy, Keuskupan Tanjungkarang berupaya melaksanakan kaderisasi berjenjang sebagai bentuk nyata untuk mencetak kader-kader awam yang memiliki spiritualitas Katolik yang mendalam, jiwa kepemimpinan yang kuat, dan kemampuan organisasi yang memadai. Tujuannya agar umat awam mampu menjadi penggerak, pelopor, dan pelayan Gereja yang berdampak nyata di tengah masyarakat.

Romo Roy juga menegaskan bahwa karya Gereja memiliki dua dimensi penting: internal (demi kesejahteraan persekutuan) dan eksternal (demi kesejahteraan umum).
“Kedua dimensi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa proses kaderisasi yang terencana dan berkelanjutan. Karena itu, keuskupan-keuskupan diharapkan segera mewujudkan proses kaderisasi ini agar Gereja tidak tertinggal menghadapi perkembangan zaman,” tandasnya.
Untuk diketahui Pertemuan Komisi Kerawam Regio Sumatera Tahun 2025 akan berlangsung pada 28-31 Oktober 2025 yang diikuti perwakilan lima keuskupan yaitu, Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Padang, Keuskupan Sibolga, Keuskupan Pangkalpinang, Keuskupan Agung Palembang dan Keukupan Tanjungkarang.***
Penulis : Sr. Fransiska FSGM/Robertus Bejo





