ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG -— Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Lampung melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung pada Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm), lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,16% (mtm). Laporan tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, dalam rilis resminya pada Selasa, 3 September 2024.
Junanto menjelaskan bahwa inflasi Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan rata-rata IHK di Provinsi Lampung pada bulan Agustus dalam tiga tahun terakhir yang tercatat deflasi sebesar 0,01% (mtm). Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,03% (mtm).
“Secara tahunan, IHK di Provinsi Lampung pada Agustus 2024 mengalami inflasi 2,33% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,55% (yoy), tetapi masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,12% (yoy),” ujar Junanto.
Inflasi ini terutama disebabkan oleh beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, seperti beras, kopi bubuk, biaya pendidikan sekolah menengah atas, serta sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT), dengan andil masing-masing sebesar 0,15%; 0,07%; 0,06%; 0,04%; dan 0,02%. Peningkatan harga beras dan kopi bubuk dipengaruhi oleh berakhirnya puncak panen raya padi dan kopi robusta pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, harga sekolah menengah atas naik seiring dengan penyesuaian tarif SPP memasuki tahun ajaran baru, dan harga SKM serta SKT meningkat akibat penyesuaian harga pasca kenaikan tarif cukai rokok awal tahun 2024.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi pada Agustus 2024 tertahan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas seperti jeruk, bawang merah, tomat, telur ayam ras, dan daging ayam ras, dengan andil masing-masing sebesar -0,13%; -0,12%; -0,05%; -0,04% dan -0,04%. Penurunan harga jeruk sejalan dengan panen raya jeruk di Lampung Timur dan Lampung Tengah, sedangkan bawang merah mengalami penurunan harga seiring dengan masuknya periode panen raya di Brebes. Penurunan harga telur dan daging ayam ras terkait dengan penurunan harga pakan ternak di tengah periode low season pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Junanto menambahkan bahwa BI Perwakilan Lampung memprakirakan inflasi IHK di Provinsi Lampung akan tetap terjaga dalam rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) hingga akhir tahun 2024. Namun, terdapat beberapa risiko inflasi yang perlu diperhatikan, seperti kenaikan harga emas, beras, minyak goreng, aneka rokok, dan BBM.
Dalam upaya menjaga stabilitas harga, Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus menerapkan strategi 4K, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Langkah-langkah tersebut meliputi operasi pasar beras, monitoring harga dan pasokan, penguatan kapasitas transportasi, serta komunikasi rutin dengan instansi terkait dan media untuk menghindari panic buying.
Dengan strategi ini, BI berharap dapat menjaga inflasi di Provinsi Lampung tetap stabil dan mendukung tercapainya kesejahteraan ekonomi masyarakat.***