ALTUMNEWS.com, KALIANDA – Dalam rangka menumbuhkan semangat Iman Katolik di internal kader, Pemuda Katolik Lampung menyelenggarakan ziarah dan rekoleksi, serta Doa untuk Keutuhan Bangsa pasca Pemilu. Kegiatan berlangsung pada Minggu, 5 Mei 2019 lalu, di Gua Maria Ngisonando, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Kegiatan yang diprakarsai Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Pringsewu ini dihadiri Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Lampung Marcus Budi Santoso dan jajarannya.
Serta Ketua Komcab Bandar Lampung Laurentius Wendy Santoso dan Ketua Komcab Tanggamus Thomas Sumaryadi bersama jajaran. Juga Romo Moderator Pemuda Katolik Lampung RD Yohanes Kurniawan Jati, dan Suster FSGM Pringsewu, Sr Valentina dan Sr Renatin.
Ketua Pemuda Katolik Komcab Pringsewu Robertus Didik Budiawan mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bentuk giat kebersamaan dalam rangka memperkuat iman Katolik kader Pemuda Katolik.
Mengingat, kader Pemuda Katolik yang kiprahnya di tengah masyarakat, harus mempunyai keteguhan iman. Harapannya, kader yang aktifitasnya banyak diluar altar juga memiliki landasan yang kuat atas keyakinan imannya.
Selain untuk menumbuhkan semangat iman, kata Robertus Didik, kegiatan tersebut juga dalam rangka memperingati bulan maria yang jatuh setiap bulan Mei.
Acara Pemuda Katolik, diawali dengan doa Jalan Salib. Dilanjutkan dengan dengar pendapat terkait persoalan kader dalam menjalankan roda organisasi.
Akhir acara, RD Yohanes Kurniawan Jati memberikan motivasi kepada sekitar 80 kader Pemuda Katolik yang hadir saat itu.
Mederator Komisi Bidang Politiik Keuskupan Tanjungkarang, RD Yohanes Kurniawan Jati menyampaikan bahwa Pemuda Katolik harus menghadirkan kristus dalam aktifitas sosialnya di masyarakat.
“Spiritualitasnya adalah spirit menghadirkan kristus, karena ini ormas (organisasi masyarakat), menghadirkan kristus di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Dia mengungkap tiga hal yang menjadi inti menghadirkan kristus. Pertama adalah mengajar Sabda Allah, dengan cara bersama-sama membaca Kitab Suci.
Kemudian, yang kedua, dengan cara berdoa bersama. Karena kristus sendiri berdoa bersama-sama para muridnya.
Selanjutnya, yang ketiga adalah perwujudan dari iman. Yakni mewartakan cinta kasih dengan perbuatan nyata.
“Kalau spiritualitasnya menghadirkan kristus, maka tiga hal ini (Sabda Allah, Doa dan Karya atau perbuatan nyata) jangan dilewatkan,” pesan Romo lulusan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ini.
Romo Jati, sapaan akrab RD Yohanes Kurniawan Jati, menekankan bahwa yang menjadi pembeda dengan Orang Muda Katolik (OMK), bahwa Pemuda Katolik sebagai ormas harus terjun ke masyarakat. Sedangkan OMK hanya di internal, mengenai kegerejaan.
Romo Jati menekankan dua hal yang tidak boleh ditinggalkan, adalah soal membaca sabda, dan doa bersama. Meskipun tindakkan (karya) nyatanya berbeda segmen, antara OMK dengan Pemuda Katolik.
Romo Jati mengingatkan bahwa Pemuda Katolik sebagai organisasi jangan berafiliasi dengan partai politik (parpol) tertentu.
Kendati begitu, sebagai organisasi masyarakat (ormas), Pemuda Katolik diharapkan dapat menumbuhkan kader pemimpin.
Suster FSGM yang aktif melakukan pendampingan OMK di Prigiskali ini, Sr Valentina sangat mengapresiasi Pemuda Katolik. Ia berharap supaya semangat kader Pemuda Katolik tidak pernah padam. Terutama dalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
“Terus berjuang, terus melangkah, jangan pernah lelah. Lelah pasti, tapi tidak boleh menyerah. Terpenting kristus hadir di tengah kita,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Pemuda Katolik Komda Lampung Marcus Budi Santoso mengungkapkan perlunya kader Pemuda Katolik ambil bagian dalam peran politik.
Dia mengakui bahwa secara lembaga Pemuda Katolik adalah independen, non partisan. Namun, menurut dia, selama ini umat terlalu apriori terhadap politik.
Padahal, istilah politik adalah strategi dan cara-cara untuk mencapai tujuan dan cita cita bersama. “Jadi, seharusnya politik itu sangat mulia,” ungkapnya.
Dilanjutkan Marcus, bahwa dalam politik itu ada misi yang diemban, yakni nilai dan cita cita yang di turunkan dari ideologi. Semangat juangnya ideologi itu sendiri.
“Dari cara pandang inilah, maka saya mengajak kader Pemuda Katolik ambil bagian dalam politik,” tukasnya.
Dia menuturkan bila politik bukan saja urusan caleg dan partai. Tetapi, politik dalam arti luas, banyak hal dan bidang.
Dalam kesempatan ini pula, dia berharap agar kondisi pasca pilpres pileg semua pihak, hendaknya saling menahan diri dan lebih bijak.
“Masing-masing kontestan berjiwa besar, memberi contoh sikap dan prilaku demokrasi yang baik bagi masyarakat. Jangan sampai persatuan dan keutuhan bangsa menjadi tumbal, tentu kita semua yang dirugikan,” pungkasnya.***
Editor : Robert
Komentar