Kamis, 1 September 2022
Tema: Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia (Luk 5:1-11)
Sub Tema: Setiap Orang Katolik Dipanggil Dan Diutus Mewartakan Injil
(Fransiskus de Sales Widodo)
Tanda Salib
P: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
Pengantar
Para anggota keluarga yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,kita kembali berkumpul untuk membaca, mendengarkan dan merenungkan Sabda Allah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tema BKSN 2022 ini: “Allah Sumber Harapan Hidup Baru”. Selama Bulan Kitab Suci Nasional, terutama pada Minggu pertama kita akan mendalami tema: “Allah Sumber Harapan untuk Menangkis Mentalitas Keagamaan Palsu” (Am. 5:4-6). Tema itu akan kita renungkan bersama-sama baik sebagai Gereja Rumah Tangga maupun bersama jemaat selingkungan atau dalam kelompok KBG. Sementara itu Kalender Liturgi harian menyediakan bacaan yang bersumber dari Injil Lukas 5:1-11. Melalui bacaan tersebut, Lukas mengisahkan Simon si penjala ikan dipanggil dan dipilih menjadi penjala manusia.
Doa Pembuka
Marilah kita berdoa, (hening sejenak)
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memanggil Simon si penjala ikan menjadi penjala manusia. Kerendahan hati, ketaatannya pada perintah-Mu membuahkan hasil yang gemilang. Kini Engkaupun telah memanggil kami menjadi orang Katolik melalui Sakramen Baptis yang berarti juga Kauberi tugas untuk mewartakan Injil. Berilah kemampuan kepada kami agar kami sanggup meneladani semangat kerendahan hati, dan ketaatan Simon, supaya kami pun berhasil menunaikan tugas kami dan juga membuahkan hasil yang menggembirakan. Karena Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan
Lukas 5:1–11
P: Semoga Tuhan Beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P: Inilah Injil Suci menurut Lukas
U: Terpujilah Kristus
Renungan
Mengalami keberhasilan/keberuntungan orang tentu bergembira, sukacita dan wajahnya nampak sumringah serta tidak lupa mengucapkan syukur, “PujiTuhan”. Sebaliknya juga orang jika mengalami kegagalan responnya sedih, kecewa, putus asa, kehilangan harapan tentu penampilannya terlihat lemas, kurang bersemangat dan tidak bergairah. Begitu pula yang dirasakan oleh Simon.
Saat Simon mengalami kegagalan dalam menangkap ikan, setelah selesai mengajar, Yesus datang kepada Simon dan meminta agar Simon bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala untuk menangkap ikan, ”Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan” (Luk 5:4). Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga” (Luk 5:5). Setelah Simon melakukan apa yang diperintahkan Yesus, ia menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jalanya mulai koyak. Ia kewalahan dan minta tolong. Teman-temannya datang menolong dengan mengisi kedua perahu hingga penuh. Menyaksikan hal itu, Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah daripadaku, karena aku ini seorang berdosa” (Luk 5:6). Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia” (Luk 5:10).
Acapkali kita tinggal terlalu lama dalam rasa sedih, kecewa, dan bahkan putus asa, kehilangan semangat dan gairah hidup. Saat kita mengalami hal semacam itu, sejatinya Tuhan pun hadir, hanya kita kadang kurang mengenali-Nya, karena tertutup oleh rasa kesedihan. Saat seperti itu Tuhan datang menawarkan pertolongan. Bukankah pertolongan Tuhan itu datang pada saatnya? Tergantung kita mau membuka diri dan rendah hati menyambut Tuhan atau tidak.
Di sini Simon bisa dan boleh menjadi contoh; ia memang sedih karena gagal menangkap ikan. Akan tetapi ia tidak mau tinggal dalam kesedihan yang berlarut, sebaliknya ia rendah hati mau mendengarkan Yesus, ia pun taat, “tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga”. (Luk 5:5).
Menyaksikan Mukjizat Yesus membuat Simon berani mengakui kelemahan, kedosaannya, ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah daripadaku, karena aku ini seorang berdosa.” Kata Yesus kepada Simon, “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”Sukses atau gagal dalam usaha/bekerja itu hal yang biasa. Itu manusiawi. Sekarang yang diminta kepada kita ialah mau mengandalkan Tuhan. Tuhan pasti hadir dan menolong setiap kesulitan kita. Bukankah di setiap langkah ada Tuhan, di setiap nafas ada kehidupan. Di setiap harapan ada kepastian dan di setiap doa ada jawaban. Tuhan memberkati.
Doa Umat
A. Doa bisa disampaikan secara spontan sesuai kebutuhan seperti:
1. Bagi Kepentingan Pemerintah
2. Bagi Kepentingan Gereja
3. Bagi Kepentingan Keluarga
4. Bagi Kepentingan Orang menderita
B. Kita Doakan: “Doa dalam Kegagalan” (PS. No. 136)
Bapa Kami
Marilah kita satukan doa, harapan, dan keinginan kita dengan doa yang diajarkan oleh Yesus. Bapa kami yang ada di surga…
Doa Penutup
Marilah kita berdoa, (hening sejenak)
Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur kepada-Mu, karena Engkau berkenan memanggil Simon menjadi penjala manusia. Simon itu pribadi yang rendah hati, terbuka, taat dan setia. Kami pun telah Engkau panggil menjadi murid-Mu melalui Sakramen Baptis. Berkat pembaptisan yang kami terima Engkau menjadikan kami seorang utusan. Berilah kami kemampuan agar kami boleh menjadi pribadi yang terbuka, rendah hati, dan taat serta setia kepada-Mu. Semoga kami mampu melaksanakan tugas perutusan-Mu yakni mewartakan Injil. Rahmat-Mu memampukan kami mewartakan Injil dengan semangat dan bergairah. Semoga karena kasih karunia-Mu, semakin banyak orang mengenal Injil-Mu dan menyambut-Mu sebagai Juru Selamat, kini dan sepanjang masa. Amin
Mohon Berkat
P: Semoga Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P: Ibadat kita sudah selesai, semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing oleh berkat Allah yang Mahakuasa Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.***