ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Pementasan teater perdana yang digelar oleh OMK (Orang Muda Katolik) Katedral Tanjungkarang dengan judul “Layakkah Kita Diberi Nafas?” berhasil menyentuh emosi penonton dan mendapat respons positif yang luar biasa. Acara yang digelar pada 29-30 November 2024 di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya, Bandar Lampung, ini dipimpin oleh Ketua Pelaksana Kajen Murakabi dan disutradarai oleh Fritz.
Teater ini melibatkan berbagai kelompok, seperti Bina Iman Anak (BIA) Katedral Tanjungkarang, Bina Iman Remaja (BIR) Katedral Tanjungkarang, SMA Xaverius Bandar Lampung, TK Fransiskus 2 Bandar Lampung, Asrama Pasir Gintung Bandar Lampung, SMP Fransiskus 1 Pasir Gintung, Komuni Pertama, Paduan Suara Gregorius Agung, serta penampilan gitar tunggal oleh RD Chrisantus Ian Bagas Brahmantio.
Sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan Gereja Katedral Tanjungkarang, pementasan ini merupakan lanjutan dari kesuksesan pentas tablo dalam rangka perayaan Jumat Agung pada tahun 2024. OMK Katedral Tanjungkarang, bersama dengan OMK dari stasi-stasi lain, bekerja keras mempersiapkan acara ini meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Dalam sambutannya, Pastor Kepala Paroki Katedral Kristus Raja Tanjungkarang, RD. JB. Sujanto, mengungkapkan bahwa pementasan ini diharapkan bisa menjadi bahan refleksi bagi orang muda dan membangkitkan semangat mereka dalam kehidupan menggereja.
Sebelum pementasan utama dimulai, pengunjung disuguhi dengan sebuah expo yang menampilkan sejarah pembangunan Gereja Katedral sejak awal. Expo ini semakin menarik dengan hadirnya lukisan-lukisan karya anak-anak Yayasan Pelita Kasih.
Cerita dalam teater ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung pembangunan gereja, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang mendalam. Alur cerita yang relevan dengan kehidupan orang muda Katolik saat ini menggambarkan keraguan dan ketidakpedulian mereka terhadap komunitas gereja, sering kali disebabkan oleh kurangnya dukungan dari orang tua. Melalui pementasan ini, OMK berharap dapat menyadarkan para pemuda dan memberikan kesempatan bagi orang tua untuk merefleksikan kembali peran mereka dalam mendukung kehidupan rohani anak-anak mereka.
Pementasan ini berhasil menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua, anak-anak, hingga suster dan romo. Dengan pesan yang dapat diterima oleh khalayak umum, teater ini membuktikan bahwa ia tidak hanya relevan bagi orang muda dan orang tua Katolik, tetapi juga bagi seluruh komunitas gereja.***
Kontributor Berita: Evely Alexandra
Editor: F. Joko Winarno