Mahasiswa KKN Unila 2025 Tawarkan Solusi Berkelanjutan untuk Petambak Udang di Lampung Selatan

ALTUMNEWS.Com, LAMPUNG SELATAN — Pada 26 Januari 2025, mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) melaksanakan program kerja yang bertujuan memberikan solusi inovatif kepada petambak udang di Balai Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan. Program ini mengusung tema “Pemanfaatan Limbah Organik Nabati dan Hewani sebagai Produk Multifungsi guna Meningkatkan Ketahanan Udang.”

Latar belakang dari program ini adalah tingginya angka kematian udang yang disebabkan oleh kualitas air tambak yang buruk dan serangan bakteri patogen, terutama Vibrio. Udang yang terinfeksi Vibrio mengalami kerusakan pada sistem pencernaan, yang mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan kematian. Untuk itu, mahasiswa KKN Unila berinisiatif untuk mengedukasi petambak mengenai cara mengurangi tingkat kematian udang dengan memanfaatkan limbah organik nabati dan hewani.

Program ini mengajarkan petambak untuk mengolah limbah organik dari hasil laut (seperti udang, ikan, dan cumi) serta limbah nabati menjadi produk-produk yang bermanfaat. Beberapa produk yang dihasilkan meliputi probiotik alami untuk mengatasi bakteri Vibrio, pupuk organik untuk meningkatkan kualitas air, dan pakan tambahan untuk meningkatkan daya tahan udang.

Melalui penerapan teknologi sederhana ini, petambak dapat memanfaatkan bahan-bahan yang sebelumnya terbuang sia-sia menjadi solusi yang ramah lingkungan dan efektif. Produk seperti Pembenah Air dan Anti Vibrio (Vibrex) diharapkan dapat memperbaiki kualitas air tambak dan menurunkan angka kematian udang dalam jangka panjang.

Program ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga partisipasi aktif dari pemangku kepentingan setempat, termasuk Kepala Desa Bandar Agung, Bapak Sapri Yadi, serta para ahli dari Universitas Lampung. Syaiful Bahri, S.Si., M.Si., dosen Jurusan Kimia, turut hadir dalam program ini, memberikan dukungan ilmiah untuk penerapan solusi berbasis limbah organik.

Pengolahan limbah dilakukan dengan mencampurkan air kelapa dan limbah organik untuk membuat larutan biang, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan produk-produk yang dapat memperbaiki kondisi tambak. Proses ini tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga membuka peluang usaha baru di bidang pengolahan limbah.

Hasil dari program ini diharapkan dapat dirasakan secara bertahap. Dalam waktu dekat, perbaikan kualitas air tambak dan pengurangan limbah organik sudah dapat dirasakan, sementara untuk menekan angka kematian udang secara signifikan, diperlukan perawatan berkelanjutan dengan penggunaan probiotik dan pakan alternatif.

Yosua, salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam program ini, menjelaskan bahwa mereka akan terus melakukan pemantauan terhadap petambak dan mengumpulkan data untuk riset lebih lanjut. “Kami berharap program ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi petambak udang di Desa Bandar Agung dan sekitarnya,” ujarnya.

Dengan meningkatnya ketahanan udang dan menurunnya angka kematian, diharapkan hasil panen petambak bisa lebih stabil dan berkualitas, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan mereka dan memperkuat ekonomi lokal. Selain itu, penggunaan limbah organik dalam program ini juga akan mengurangi pencemaran lingkungan, memberikan manfaat ekologis sekaligus membuka peluang bisnis baru.

Inisiatif ini merupakan contoh nyata bagaimana pemanfaatan limbah dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor perikanan dan memperkuat kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal.***