ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Sore itu, di bawah langit yang semakin memerah, Tugu Adipura, Bandarlampung, menjadi saksi bisu dari sebuah kegiatan yang penuh makna. Sebuah momen yang melampaui batas agama dan budaya, mengikat umat beragama dalam ikatan persaudaraan yang sederhana namun mendalam.
Kegiatan Pembagian Takjil Lintas Agama yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandarlampung tidak hanya sekadar membagikan makanan, tetapi juga mengirimkan pesan damai dan kebersamaan di tengah keberagaman.
Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB, saat ribuan takjil dibagikan kepada masyarakat yang melintas. Dari jauh, terlihat berbagai komunitas keagamaan yang berasal dari berbagai agama—Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Buddha—berdiri berdampingan, membagikan nasi bungkus kepada warga yang membutuhkan. Momen ini seakan mengingatkan bahwa bulan puasa adalah waktu untuk berbagi, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menyebarkan kasih.
Romo Roy, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang, hadir untuk memberikan pesan tentang pentingnya persatuan.
“Kegiatan ini adalah panggilan kita bersama, tidak peduli apa agama kita. Mari berbagi kasih, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Semoga ini bisa menciptakan kedamaian dan persaudaraan tanpa memandang perbedaan,” ujar Romo Roy yang juga Ketua Rumpun Kemasyarakatan Keuskupan Tanjungkarang ini.
Momen ini bukan hanya tentang berbagi makanan. Bagi Agustinus Warso, anggota FKUB Kota Bandarlampung, ini adalah kesempatan untuk merajut kebersamaan antar umat beragama, sebuah pesan yang sangat relevan di tengah masyarakat yang semakin terpecah.
“Saat umat Islam menjalankan ibadah puasa dan umat Katolik mempersiapkan diri menyambut Paskah, inilah saat yang tepat untuk menumbuhkan toleransi dan perdamaian,” katanya.
Tentu saja, semangat kebersamaan ini bukan hanya datang dari kalangan dewasa. Falentinus Andi, Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Lampung, memberikan apresiasi tinggi terhadap acara ini.
“Ini adalah bukti nyata bahwa kita satu tujuan. Kita ingin menciptakan kerukunan. Lampung adalah tempat di mana perbedaan dipelihara dengan baik,” ungkapnya dengan bangga.
Di tengah keramaian, Nengsih, seorang penerima takjil, tampak tersenyum bahagia.
“Saya sangat senang bisa menerima takjil ini, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Semoga acara seperti ini bisa lebih sering diadakan, tidak hanya setahun sekali,” ujarnya, penuh harap.
Keterlibatan berbagai komunitas dan organisasi keagamaan menjadikan kegiatan ini sangat berarti. Beberapa stasi di Keuskupan Tanjungkarang turut berpartisipasi, termasuk Stasi Kedaton, Stasi Tanjung Karang, dan Stasi Teluk Betung. Serta, tak ketinggalan juga komunitas-komunitas seperti Selain itu, Komunitas Suster CB, Suster Fransiskan, Suter Alma, Suster HK. Kemudian Wanita Katolik RI DPD Lampung, Vox Point, dan PMKRI Cabang Bandar Lampung, Pemuda Katolik Komda Lampung. Terlibat juga Komunitas Devosional KKKI, Komunitas Devosional KTM dan Komunitas Devosional Legio Maria yang ikut berkontribusi dalam kegiatan berbagi ini.
Secara keseluruhan, lebih dari 3.500 takjil dibagikan kepada masyarakat, memperlihatkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar memberi makan, tetapi juga menumbuhkan rasa persatuan dan solidaritas di tengah masyarakat yang multikultural.***