Bachtiar Basri, Arsitek Kepemimpinan Lampung yang Telah Berpulang

ALTUMNEWS.Com, KOTABUMI — Kepergian Bachtiar Basri di usia 71 tahun bukan hanya kehilangan pribadi bagi keluarga dan kerabat, tapi juga menjadi momen reflektif atas kiprah panjangnya dalam membentuk wajah birokrasi dan kepemimpinan di Provinsi Lampung. Dikenal sebagai sosok teknokrat sekaligus politisi santun, Bachtiar meninggalkan jejak yang dalam dalam proses transformasi pemerintahan daerah.

Jenazah almarhum dimakamkan di Pemakaman Keluarga, Kotabumi, Lampung Utara, Jumat (16/5/2025), dalam suasana duka yang mendalam. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, hadir memimpin langsung prosesi pemakaman secara kedinasan, memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang disebutnya sebagai “mentor sekaligus paman dalam politik dan kepemimpinan.”

“Beliau bukan hanya pemimpin, tapi pembentuk pemimpin. Banyak nilai dan prinsip kerja yang saya pelajari dari beliau sejak saya muda,” kata Rahmat.

Pilar Transisi Birokrasi ke Politik Modern

Sebagai mantan Wakil Gubernur Lampung dan mantan Bupati Tulangbawang Barat, Bachtiar Basri dikenal luas karena kemampuannya menjembatani kepentingan teknokratis dengan kebutuhan politik publik secara seimbang. Ia adalah contoh figur yang mampu menjaga idealisme birokrasi dalam lingkungan politik yang dinamis.

Tak hanya meninggalkan warisan kebijakan, Bachtiar juga dikenal aktif dalam regenerasi kepemimpinan. Dalam Pilkada 2024 lalu, ia menjadi Ketua Tim Pemenangan Rahmat Mirzani Djausal–Jihan Nurlela, sebuah bukti kepercayaan politik dan pengalaman yang ia berikan kepada generasi penerus.

“Bachtiar Basri bukan hanya membangun, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan. Ia membentuk karakter banyak pemimpin muda Lampung hari ini,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang hadir di pemakaman.

Penghormatan dari Warga dan Tokoh Lampung

Meski prosesi dilakukan secara sederhana, suasana tetap khidmat. Warga sekitar, tokoh masyarakat, dan pejabat Pemprov Lampung berdatangan sejak pagi untuk memberikan penghormatan terakhir. Banyak di antara mereka yang merasa kehilangan sosok yang selama ini dikenal mudah didekati dan banyak memberi solusi dalam situasi sulit.

Bachtiar, atau yang akrab disapa “Om Bach”, memang memiliki kedekatan dengan masyarakat akar rumput. Ia kerap turun langsung dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan desa saat masih aktif menjabat.

“Beliau selalu hadir di saat kami butuh, baik saat menjabat maupun tidak. Bukan hanya pemimpin, beliau seperti orang tua,” ujar seorang warga Kotabumi.

Mewariskan Nilai, Bukan Sekadar Jabatan

Kepergian Bachtiar Basri menutup satu bab dalam sejarah pemerintahan Lampung, namun sekaligus membuka ruang untuk mengingat bahwa jabatan hanyalah titipan, sementara nilai dan keteladananlah yang akan abadi.

Gubernur Lampung menyebut, Pemprov akan mengenang jasa-jasa almarhum melalui sejumlah program dan dokumentasi sejarah, agar generasi muda dapat mengenal lebih dekat kontribusi Bachtiar Basri dalam perjalanan daerah.

“Bachtiar Basri telah selesai dengan tugasnya di dunia. Kini tugas kita melanjutkan semangat pengabdiannya dengan menjaga integritas, kesantunan, dan keberpihakan pada rakyat,” tutup Gubernur.***