ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Kerukunan sesama umat beragama tampak saat pagi pada Kamis (13/5/2021) di Sai Bumi Ruwa Jurai. Ratusan Pemuda Katolik di berbagai Kabupaten di Lampung mengamankan masjid saat umat muslim melaksanakan salad Idulfitri 1441 H.
Harmoni indah memang selalu terlihat nyata di Lampung. Dalam setiap moment pelaksanaan salad Id, Pemuda Katolik membantu mengamankan masjid agar pelaksanaan perayaan berlangsung damai, aman dan lancar. Tidak hanya itu, mereka juga membantu mengatur lalu lintas dan mengatur posisi sepeda motor dan mobil para jamaah.
“Ratusan Pemuda Katolik yang tersebar di berbagai kabupaten di Lampung, diantaranya di Pesawaran, Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Tengah, Pringsewu dan Way Kanan, membantu mengamankan masjid saat umat Islam melaksanakan salad Id,” kata Ketua Komda Pemuda Katolik Lampung, Marcus Budi Santoso saat dihubungi Altumnews.com, Jumat (14/5/2021).
Marcus mengatakan bahwa orang muda adalah calon pemimpin masa depan bangsa. Mereka harus menjadi teladan dalam masyarakat.
“Kegiatan ini salah satu contoh moderasi beragama, kerukunan saling dukung antar umat beragama. Nilai ini kelak akan terwarisi ke anak cucu,” kata Marcus.
Marcus berharap apa yang dilakukan Pemuda Katolik dapat menginspirasi unsur pemuda lintas agama lain, menebarkan pilus-pilus kerukunan dan toleransi di tengah-tengah masyarakat.
“Semoga ini mengispirasi dan selanjutnya semakin banyak terlibat dari unsur pemuda lintas agama yang lain. Kader Pemuda Katolik akan terus menjadi pelopor, motor penggerak moderasi beragama di wilayahnya masing-masing,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Moderator Komisi Bidang Politik Keuskupan Tanjungkarang, Romo Yohanes Kurniawan Jati mengapresiasi tindakan konkret Pemuda Katolik.
“Di tengah isu-isu sara yang mencuat akhir-akhir ini, baik nasional maupun internasional, generasi muda harus menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan bersama dalam masyarakat,” kata Romo Jati.
Harmoni dalam pluralisme menurut Romo Jati, bukan diartikan menyeragamkan atau menyamaratakan prinsip masing-masing kelompok, namun sikap mampu memahami perbedaan, menemukan persamaan dan saling menghormati.
“Salah satu cara untuk membangun harmoni dalam pluralisme adalah ikut menjaga situasi yang aman dan damai pada hari raya keagamaan. Tindakan yang dibuat haruslah aktif, bukan sekedar pasif tidak saling mengganggu perayaan agama yang lain,” imbuhnya.
Keaktifan yang dimaksud menurut Romo Jati dapat dilakukan dengan bermedia sosial yang santun, saling mengucapkan selamat, dan tidak menebar kebencian.
“Atau lewat tindakan langsung di lapangan dengan cara ikut serta menjaga kenyamanan dan keamanan kelompok agama lain dalam menjalankan peribadatan,” kata dia.
Moderator Komisi Bidang Politik Keuskupan Tanjungkarang ini berharap Pemuda Katolik dan organisasi lainnya untuk terus menjalin komunikasi dan bersinergi dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat.
“Para pemuda yang tergabung dalam organisasi masyarakat harus terus menemukan cara untuk membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dalam bermasyarakat,” tutupnya.***
Editor : Robertus Bejo