Wujud Kerukunan di Lampung, Pemuda Lintas Agama Ikut Amankan Perayaan Misa Perdana Gereja Katolik Hati Kudus Sidoharjo Way Panji

ALTUMNEWS.com, WAY PANJI — Sejumlah pria berpakaian adat khas pecalang, lelaki berpeci, dan lainnya berpakaian tradisional yang tergabung dalam Komunitas PERTAMA terlihat berada di antara aparat keamanan saat berlangsung Misa Pedana umat Katolik Gereja Stasi Hati Kudus Sidoharjo di Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (24/11/2022).

Para pemuda lintas agama yang tergabung dalam Persatuan Umat Beragama (PERTAMA) ini turut menjaga saat Misa Perdana dan Syukur Tahbisan Imamat Reverendus Dominus (RD) Nicolaus Heru Andrianto di gereja setempat. seperti dikutip dari Krakatoa.id, mereka membantu aparat kepolisian dan TNI mengamankan saat perayaan umat Katolik Stasi Hati Kudus Sidoharjo tersebut.

“Kami sengaja datang ikut membantu pengamanan acara gereja disini tanpa diminta sebagai bentuk solidaritas dari pemuda lintas agama di Sidoharjo Way Panji yang memiliki anggota beragama Hindu, Muslim, Kristen, Katolik, saling membantu mengamankan acara keagamaan,” kata Koordinator PERTAMA, Wayan Suadi depan Gereja Katolik Hati Kudus Sidoharjo, Kamis (24/11/2022).

Sementara itu, Pastor Kepala Paroki Keluarga Kudus Sidomulyo RD FX. Agus Triono menjelaskan bahwa masyarakat di Stasi Gereja Stasi Hati Kudus Desa Sidoharjo sangat heterogen.

“Kurang lebih saya tinggal di sini, melayani umat Katolik di Paroki Keluaraga Kudus Sidomulyo yang saya lihat khususnya di Stasi Hati Kudus Sidoharjo ini memang beragam masyarakatnya, ada yang Hindu, Budha, kemudian Muslim dan juga Kristen Protestan dan kami sebagai Kristen Katolik,” kata Romo Agus Tri, demikian dia akrab disapa.

Dikatakan Romo Agus Tri kerukunan dan toleransi atar umat beragama di paroki tempat tugas pelayanannya ini sudah terjalin dengan baik.

“Selama ini sih menjalin kedekatan dengan mereka, ketika kami ada acara Natal, Paskah, mereka juga guyub. Juga ketika pemberkatan Gereja ini mereka juga andil dalam kepanitian, tetapi keamanan, dan lain sebagainya. Termasuk hari ini ada Misa Perdana Imam baru yang berasal dari stasi ini, mereka juga ikut membantu hadir untuk mensukseskan acara ini,” kata Romo Agus Tri.

BACA JUGA:  Kardinal Suharyo : Pimpinan-Pimpinan Gereja Tidak Boleh Memihak Pasangan Capres-Cawapres Tertentu

Kiat menjalin dan merawat kerukunan antar umat beragama disampaikan Romo Kepala Paroki Keluarga Kudus Sidomulyo ini adalah dengan menjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung untuk menciptakan perdamaian.

“Kiatnya, dasar pokoknya kita hidup di Indonesia berdasarkan Pancasila, paling tidak kita satu sama lain ketika saling bekerja sama pastilan kita akan hidup aman. Itulah cita-cita bersama hidup damai dengan siapapun, dengan berbagai agama, jika satu sama lain bisa saling mendukung untuk arah satu tentunya kehidupan damai dapat tercipta,” pungkasnya.

Pada tempat yang sama, salah satu tokoh pemuda di Stasi Hati Kudus Sidoharjo Wayan Sumitra menjelaskan bahwa kehadiran para anggota PERTAMA untuk mengamankan Misa Perdana dan Syukur Tahbisan digerjanya merupakan inisiatif mereka sendiri tanpa diundang.

“Ya dalam kenyataannya memang setelah mereka melihat di kelompok Katolik akan ada pergelaran yang cukup besar mereka berinisiatif membantu menyumbangkan tenaga untuk kemeriahan acara ini,” kata Kayun, begitu panggilan Wayan Sumitra.

Menurut Kayun tidak berhenti di situ saja, para pemuda lintas agama yang tergabung dalam PERTAMA ini juga menyiapkan dekorasi bernuasana ada bali di panggung yang digunkan usai Misa Perdana dan Syukur Tahbisan Imamat.

“Kemudian mereka selam dua malem dengan beberapa orang membantu menyiapkan dekorasi yang mencirikhaskan Bali. Jadi kami atas nama umat Katolik di sini mengucapkan terimakasih. itulah bukti mereka peduli dan tejadi kerja sama yang memang berkelanjutan di sini,” tandas Kayun.

Profil PERTAMA

Koordinator PERTAMA Wayan Suadi menjelaskan organiasi yang dipimpinnya ini mulai dirancang pada tahun 2019 lalu. Organaniasi ini khusus dibentuk untuk bidang pengamanan rumah ibadah saat hari-hari besar atau acara keagamaan.

“Jadi organisasi ini khusus di bidang pengamanan ibadah, di luar dari itu tidak, jadi khusus untuk pengamanan ibadah aja. Jadi organisasi ini berdiri sejak 2,5 tahun yang lalu, tadinya cuma di tingkat desa, sekarang sudah mulai di tingkat kecamantan, juga ada yang menyarankan kami di tingkat kabupaten, tapi nanti pelan-pelan,” papar Wayan Suadi.

BACA JUGA:  Pusat PJJ LP3M Gelar Workshop Pendampingan Persiapan Kelas MOOC Bersama ICE Institut

Dia mengklaim organiasi pemuda Persatuan Umat Beragama ini adalah organisasi satu-satunya di Indonesia.

“Organisasi ini saya rasa masih satu-satunya di Lampung, mungkin di Indonesia.Kalau setahu saya ini satu-satunya, karena yang di luar daerah se-Indonesia itu kan yang ada FKUB, tetapi mereka khusus yang ke yang menjalin hubungan baik antar umat beragama, tapi untuk yang pengamanan ibadah, yang mencakup organisasi mencakup semua agama tak rasa masih satu-satunya,” tandas Wayan Suadi.

Untuk keanggotan PERTAMA yang saat ini berjumlah 10 personel ini lanjut Wayan Suadi diambil dari perwakilan agama yang ada di Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan.

“Untuk keanggotaan kami itu mencakup seluruh agama-agama yang ada di seluruh kecamaatan Way Panji. Nah di Kecamatan Way Panji ini kebetulan ada empat agama, Hindu, Muslim, Kristen, Katolik. Nah anggota kami teridiri dari personel masing-masing agama. Untuk anggota itu kami minta dari majelis agama masing-masing, siapa yang ditunjuk oleh mereka, yang masuk ke organisasi kami,” jelasnya.

Hampir pada perayaan hari besar keagamaan, lanjut Wayan Suadi PERTAMA selalu ada di lokasi rumah ibadah atau tempat acara.

“Sementara ini masih ke pengamanan ibadah. Jadi ketika malam takbir kami jaga, ketika Salad eid, Galungan, Nyepi, Natal, Paskah, kami turun, jadi kami saling jaga,” kata dia.

Koordinator PERTAMA ini menepis ada isu-isu intoleransi di Indonesia, khususnya di Lampung Selatan.

“Jadi prinsipnya pingin nunjukin, sementara ini ada bahasa-bahasa mengatakan bangsa kita ini sakit, toleransinya sakit. Kita pingin nunjukin kita baik-baik saja gitu. Kita enggak sakit, kita baik-baik saja, toleransi kita masih jalan di bawah,” tandas Wayan Suadi.

Wayan Suadi perpesan untuk para pemuda lintas agama menjaga dan memperkokoh kerukunan dan toleransi antar umat beragama.

BACA JUGA:  Renungan Harian Keluarga Rabu, 07 September 2022

“Jadi untuk seluruh, utamanya pemuda-pemuda di seluruh Indonesia ini, mari kita sama-sama jaga toleransi antar umat beragama, kita tunjukan pada siapapun juga bahwa toleransi di kita, hubungan atar umat beragama di kita cukup baik-baik saja, tunjukan!,” pungkas Wayan Suadi.***