Helau Dance Festival 2024: Tarian Kreatif dari Mahasiswa Unila Mengangkat Isu Sosial

ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG — Program Studi (Prodi) Pendidikan Tari Universitas Lampung (Unila) kembali menggelar Helau Dance Festival 2024 di Taman Budaya Provinsi Lampung pada 20 hingga 21 Desember 2024. Mengusung tema “Creating Art by Crossing Patriarchy Phenomenon”, festival ini berhasil menyatukan elemen tradisional dan modern melalui karya tari yang sarat akan pesan sosial.

Helau Dance Festival 2024 dibuka dengan acara fashion show yang menampilkan karya mahasiswa angkatan 2022 Prodi Pendidikan Tari Unila, hasil kolaborasi dengan desainer Sony Afandi. Acara ini menjadi pembuka yang meriah sebelum pertunjukan tari dimulai.

Di malam penuh suka cita ini, hadir sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Prodi Pendidikan Tari Unila Dr. Dwiyana Habsari, M.Hum., Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Seni Pertunjukan, Nabilla Kurnia Adzan, S.Pd., M.Pd., dan Dosen Pengampu Tata Busana, Lora Gustianingsih, S.Sn., M.Sn. Mereka turut memberikan dukungan dan semangat untuk kesuksesan acara ini.

Helau Dance Festival 2024 menampilkan tiga karya utama yang kaya akan pesan sosial, dimulai dengan karya pertama berjudul Ngikhen Ngikhen yang digagas oleh Ami Supadmi, S.Pd., alumnus Unila angkatan 2013. Tari ini menggambarkan perjuangan seorang mirul (perempuan Lampung) yang menghadapi beban budaya patriarki dalam kehidupan sehari-hari. Melalui gerakan yang penuh emosi, tarian ini mengilustrasikan bagaimana seorang mirul harus menjalani peran domestik dan publik di bawah tekanan sosial dan keluarga.

Karya kedua, Trikona, oleh Kharizky Libra Nanda, S.Pd., mengangkat cerita tentang pengorbanan seorang ibu yang mengutamakan kebahagiaan anak-anaknya di atas segalanya. Melalui simbol pembuatan belah ketupat, tari ini menggambarkan kasih sayang dan perjuangan seorang ibu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Karya terakhir, Perkiasari, merupakan hasil kolaborasi Bilqis Dwina Adinda, Viola Lasamba, Nina Nailatul Muna, dan Fitri Destiani Nurjanah. Tarian ini mengisahkan tarik-menarik antara kelembutan dan kekuatan dalam kehidupan, digambarkan melalui harmoni gerak yang dinamis. Tema ini menonjolkan pentingnya keseimbangan dalam menghadapi konflik dan harmoni dalam hidup.

Dalam satu bulan persiapan, Ami Supadmi, S.Pd., dan Kharizky Libra Nanda, S.Pd., yang juga bertindak sebagai koreografer, mengaku menghadapi berbagai tantangan dalam mempersiapkan pertunjukan. Dari jadwal latihan yang sering bertabrakan, kendala pembuatan musik, hingga berbagai suka dan duka yang mereka alami selama latihan, keduanya tetap optimis dan percaya pada proses yang dijalani.

“Kalau masih muda, sikahkan gali apa yang kita bisa gali dari diri kita, karena ketika kita melihat orang bagus terus kita nggak akan tahu bagusnya kita. Kita nggak akan tahu apa yang kita bisa, jadi silahkan cari apa yang bisa kita kembangkan dari diri kita, mumpung masih bisa,” ungkap Ami Supadmi.

Helau Dance Festival 2024 didukung oleh berbagai sponsor, seperti Swiss-Belhotel Lampung, Jcloud, dan Sentra Siger, serta media partner termasuk Teknokra Unila, Lampung Post, dan Lampung Geh. Dukungan ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara akademisi, pelaku industri seni, dan masyarakat dalam mempromosikan seni budaya lokal.

Acara ditutup dengan foto bersama antara para dosen, penampil, dan tamu undangan. Helau Dance Festival 2024 bukan hanya sekadar perayaan seni, namun juga sebagai ajang untuk mengenalkan budaya-budaya Lampung, terutama dalam hal tarian, melalui karya-karya kreatif dari mahasiswa dan alumnus Prodi Pendidikan Tari Unila.***