Hardiknas 2025: Guru dan Siswa Jadi Garda Terdepan Transformasi Pendidikan di Lampung

Uncategorized167 views

ALTUMNEWS.Com, BANDARLAMPUNG – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Provinsi Lampung tidak hanya menjadi refleksi terhadap sejarah pendidikan, tetapi juga panggilan untuk melibatkan para guru dan siswa sebagai agen utama perubahan dalam menghadapi tantangan zaman.

Upacara yang digelar secara khidmat di Lapangan Korpri, Kantor Gubernur Lampung, Senin (5/5/2025), menghadirkan semangat kolaborasi antarpemangku kepentingan pendidikan. Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menyampaikan bahwa pendidikan masa kini menuntut peran aktif semua elemen, terutama guru dan peserta didik, untuk mewujudkan pendidikan inklusif, adaptif, dan berkemajuan.

Membacakan sambutan tertulis Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, Wakil Gubernur menekankan bahwa pendidikan harus menjangkau seluruh anak bangsa tanpa diskriminasi. Namun lebih dari itu, ia menyoroti pentingnya kualitas pendidikan melalui inovasi pembelajaran seperti coding, kecerdasan artifisial (AI), dan pembelajaran mendalam (deep learning), yang telah mulai diterapkan sejak 2024.

“Guru bukan hanya pengajar, tetapi agen peradaban yang membimbing generasi ke masa depan yang lebih baik,” ujar Jihan. Ia mengajak para guru di seluruh Lampung untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan nilai karakter dan budaya bangsa.

Para siswa pun tak hanya menjadi objek pendidikan, tetapi subjek aktif dalam menampilkan kreativitas dan inovasi. Dalam rangkaian kegiatan Hardiknas, hasil karya siswa SMK dipamerkan sebagai wujud nyata pembelajaran berbasis praktik dan keterampilan. Produk-produk olahan dari SMKN 8, SMKN 4 Bandar Lampung, serta SMKN 1 di Gadingrejo, Gedongtataan, dan Negerikaton menarik perhatian pengunjung, termasuk Wakil Gubernur yang meninjau langsung hasil kreativitas mereka.

Kepala SMKN 9 Bandar Lampung, Suniyar, M.Pd., yang hadir mengenakan pakaian adat khas Lampung, menyampaikan optimismenya terhadap arah pendidikan di daerah. “Kami berharap pendidikan di tingkat SMA dan SMK terus mendapat dukungan agar dapat mencetak lulusan yang siap menghadapi dunia kerja dan perubahan global,” katanya.

Upacara juga diramaikan oleh kehadiran guru dan siswa dari berbagai daerah yang mengenakan pakaian adat Nusantara, menegaskan bahwa pendidikan di Indonesia dibangun di atas keberagaman dan semangat persatuan.

Puncak acara ditandai dengan pembacaan ikrar satuan tugas anti-tawuran pelajar SMA/SMK se-Lampung – pesan simbolik bahwa transformasi pendidikan tidak hanya soal teknologi, tetapi juga karakter dan moralitas generasi muda.***